Perspektif Syamril
Pendidikan di Era Pandemi
Ada empat aspek yang bisa direnungi yaitu hakikat pendidikan, peran guru dan orang tua, kurikulum dan bahan ajar serta ruang, waktu dan media pembelaj
Oleh: Syamril
Rektor Kalla Business School
Sejak pertengahan Maret 2020, kita telah menjalani proses pendidikan bukan tatap muka tapi tatap maya.
Akan terus berlanjut sampai Desember 2020 khususnya pada daerah zona kuning, oranye, dan merah. Makassar masih zona merah berarti masih tatap maya sampai Desember 2020.
Selama tiga bulan perjalanan pendidikan di era pandemi, ada beberapa hal yang bisa jadi renungan.
Ada empat aspek yang bisa direnungi yaitu hakikat pendidikan, peran guru dan orang tua, kurikulum dan bahan ajar serta ruang, waktu dan media pembelajaran.
Pertama tentang hakikat pendidikan. Selama ini tanggung jawab terbesar dari pendidikan ada pada sekolah dengan guru sebagai pelaku utama.
• BREAKING NEWS: Satu Keluarga Pengusaha Warung Makan di Wajo Positif Corona
Peran orangtua sangat kecil. Bahkan sekolah berasrama seperti pesantren, peran orangtua lebih kecil lagi karena selama 24 jam anak tinggal di asrama.
Kejadian pandemi di mana anak-anak harus belajar dari rumah membuat peran orang tua menjadi sangat besar.
Orangtua harus berperan sebagai guru. Orang tua harus mengajari anaknya jika belum paham pelajaran yang tidak bisa dijelaskan dengan maksimal oleh guru secara online.
Orangtua juga harus memonitor ibadah dan perilaku anaknya selama di rumah.
Ini menyadarkan kita bahwa hakikatnya tanggung jawab pendidikan anak ada pada orang tua.
Allah berikan amanah anak pada orangtua. Sekolah dan masyarakat 'membantu' orang tua mendidik anak-anaknya.
Kelak di akhirat yang akan ditanya tentang anak yaitu orang tuanya.
Kedua, yaitu relasi guru dan orang tua. Keterlibatan orang tua mengajari anaknya di rumah tetap dalam kendali guru sebagai 'pemilik' kurikulum.
• Demi Uang Kuliah, Mahasiswa Unismuh Asal Wajo Jual Nasi Kuning di Tengah Pandemi Covid-19
Hal ini membuat guru dan orang tua harus bersinergi positif. Selain itu juga tumbuh rasa saling empati.