Kolom Teropong
Sebagian Warga Kini Takut Berhubungan dengan Rumah Sakit
Angka penderita dan yang meninggal akibat virus ini terus bertambah. Kecemasan terus menaik bagaimana melawan covid-19 agar dapat teratasi.
Aturan yang dibuat oleh pemerintah berbeda satu dengan lainnya.
• Positif Corona di Luwu Timur Bertambah 19 Orang, Sembuh Capai 206 Orang
Untuk daerah yang masih rawan dan diwarnai merah, maka diperlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Ada daerah yang hingga saat ini masih tetap memberlakukan PSBB.
Ada juga yang karena penderitanya sudah menunjukkan angka menurun, PSBB sedikit dilonggarkan hingga pergerakan masyarakat mulai bebas terbatas.
Kemunculan covid-19 telah menimbulkan sikap trauma dari sebagian masyarakat.
Ada rasa takut berhubungan dengan rumah sakit jika mereka mengalami gangguan masalah kesehatan.
Tergambar bagaimana penanganan pengidap covid-19 terasa ‘angker’ dan ‘mengerikan’.
Tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat ataupun relawan lainnya berkostum berbeda dalam keseharian menangani pasien.
Gelontoran dana yang dikucurkan untuk melawan atau berdamai dengan covid-19 lumayan menggiurkan.
Triliunan rupiah mengalir ke seluruh negeri ini agar pergerakan covid-19 dapat ditekan angka penularannya.
Langkah-langkah penanganan berupa isolasi, karantina hingga PSBB terus dilanjutkan.
Kesadaran masyarakat untuk melaporkan diri masih sangat rendah akibat ‘ketakutan’ yang tidak mendapatkan informasi yang jelas dan mencerahkan.
• Fraksi Gerindra dan Golkar Minta Pemkab Bulukumba Hentikan Pembangunan SPBU
Karena pemerintah ingin agar sukses ‘berdamai’ dengan covid-19, maka ditempuh langkah proaktif dengan mendatangi tempat-tempat berkumpulnya masyarakat misalnya mal atau pasar yang ada di wilayah masing-masing.
Di Makassar, lurah dan camat mendapat ‘ancaman’ dari gubernur jika dianggap gagal menangani covid-19 akan dipecat.
Maka langkah cepat adalah bekerja sama dengan petugas gugus covid-19 diterjunlan ke dalam masyarakat.