Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Sulsel

Meski Pasien Covid-19 Turun, Sulsel Salip Jabar ke Posisi 3

Paling rawannya lagi, indeks penularan atau angka reproduksi efektif (Rt) di Sulsel mencapai 1,59. Angka itu tertinggi di antara 33 provinsi yang ada

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/FADLY ALI
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari dan Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan (DPRD Sulsel) Selle KS Dalle 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pasien Covid-19 tambah 58 di Sulsel, turun dari tiga hari sebelumnya yang mencapai tiga digit.

Meski demikian, Sulsel pada Jumat (12/6/2020) punya rekor baru. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memperlihatkan perubahan di tiga besar provinsi dengan pasien Covid-19 terbanyak.

Posisi pertama masih dipegang Jakarta dengan 8.740 pasien, disusul Jawa Timur 7.421 pasien, posisi tiga terjadi perubahan. Jawa Barat yang belakangan menduduki posisi tersebut turun ke posisi keempat dengan 2.571 pasien.

Posisi tiga diduduki Sulsel dengan 2.582 pasien, atau lebih banyak 11 pasien dari Jawa Barat.

Paling rawannya lagi, indeks penularan atau angka reproduksi efektif (Rt) di Sulsel mencapai 1,59. Angka itu tertinggi di antara 33 provinsi yang ada di Indonesia.

Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah kenaikan angka kurva jumlah positif Covid-19 di Sulsel memang sudah sesuai dengan hasil analisa tim ahli dari Fakultas Kesehatan Masyarakyat (FKM) Universitas Hasanuddin.

Dirinya bersama tim ahli dari FKM dan sosialog kesehatan masyarakat sudah berkumpul untuk menganalisa trend kenaikan jumlah pasien positif Covid-19 di Sulsel.

"Memang dari seluruh tim kita, itu sudah menganalisa bahwa prediksi puncak pandemi virus corona di Sulsel itu akan terjadi pada akhir Juni 2020, bahkan melewati. Tapi kalau Kota Makassar puncaknya minggu ketiga itu analisa dari tim kita," ujar NA dalam rilisnya, Jumat (12/6/2020) malam.

Ia menjelaskan, kenapa laju kurva begitu tinggi beberapa hari terakhir ini, karena rapid test dan Public Safety Center (PSC) gencar dilakukan.

Menurut Bupati Bantaeng 2 periode itu, langkah testing ini dianggap sangat efektif mendorong laju kurva Covid-19, dan dengan kecepatan penelusuran kontak saat ini diyakini dapat mengendalikan penularan.

"Penelusuran kontak kasus positif ini tentu dapat kita kendalikan cepat, karena setelah kita temukan, kita karantina mereka, terutama yang terpapar Covid-19 tapi tanpa gejala, ini tentu dapat memutus potensi penyebaran yang lebih luas," ujarnya.

"Nah kalau kita lihat memang dibanding pada Maret, pertumbuhan angka positif sekarang ini berada di angka 8 persen dengan waktu penggandaan 8 hari, itu menurut tim ahli kita," jelasnya.

Ia menjelaskan, berbeda dengan angka kasus di awal bulan Maret lalu. Pasalnya, pertumbuhan kasus pada saat itu mencapai 28 persen dengan waktu penggandaan 3 sampai 4 hari.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari merespon singkat terkait rekor baru yang ditorehkan Sulsel. Ada tiga intervensi yang dilakukan.

"Trisula 3 pendekatan, Testing dengan Rapid test massif, Tracing Contact dan penguatan edukasi pada masyarakat," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved