Tribun Makassar
Gelar Diskusi via Virtual, PKB Sulsel Bahas Masjid dan Pesantren saat Pandemi Covid-19
Diskusi via virtual mengangkat tema “ Covid -19 Masa Depan Mesjid dan Pesantren di Sulawesi Selatan", Kamis, 11 Juni 2020.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Sudirman
“ Tradisi sholawatan setelah selesai sholat di masjid seperti jabat tangan ,cium tangan yang berlaku di masjid ala NU tentu akan tergerus dengan adanya Covid 19,” tambahnya.
Dr. H. Syamsu Rizal MI,S.Sos, M.Si yang biasa di sapa Deng Ical lebih memilih menggunakan kata “Tradisi Baru” daripada New Normal.
Menurutnya Pesantren dan Masjid adalah entitas sosial yang menjadi hal utama dalam gerakan-gerakan sosial yang mampu mempengaruhi pola komunikasi dan tradisi di Sulsel.
Sehingga harus agak memaksa diri melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan tradisi kita selama ini.
Tradisi baru ini poinya adalah memberi sugesti kepada kita untuk ikhlas melakukannya.
Calon Balon Walikota Makassar ini menegaskan bagaimana masjid dan pesantren sebagai bagian dari entitas sosial.
Mesjid adalah katalisator sosial, sehingga mesjid dan pesantren harus pro aktif mengambil peran tersebut.
Sebagai lembaga yang memiliki privilege yang berbeda dengan lembaga pendidikan lain, begitupun dimesjid yg bisa terbuka sampai jam berapa pun.
Tugas kedua menurutnya adalah, bagaimana tradisi baru tersebut berangkat dari kebiasaan-kebiasaanini Islami dan itu perlu tersosialisasi dan harus sesuai identitas Islam.
Dalam Gerakan pencegahan satu hal yang sangat sensitive dibicarakan adalah kasus covid yang berkaitan dengan isu agama, misalnya cluster baru dari santri pesantren, harus ada opinion leader untuk bersikap dan bersuara dari pihak Tokoh Agama dan lain-lain
“ Format tradisi baru yang berkarakter Mesjid dan Pesantren harus jadi perhatian bersama , sehingga Sulsel sebagai Serambi Madinah adalah sebuah tantangan bagi kita ke depan” Tegasnya.