CITIZEN ANALYSIS
Indonesia Sedang Menuju Puncak Pandemi, Ini Saran Pakar Epidemiologi Unhas
Masa-masa ini tidak bisa digunakan sebagai patokan bahwa virus corona sudah bisa ditaklukkan.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Jumadi Mappanganro
Laporan: Prof.Dr.Ridwan Amiruddin,SKM.,M.Kes.,MSc.,PH
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin
Kondisi real di Indonesia saat ini sedang menuju puncak pandemi.
Sesuai hukum pandemi berapa lama (waktu yang dibutuhkan) naik pandemi menuju puncak pandemi begitu juga waktu yang diperlukan untuk landai curvanya menurun.
Itu semua sangat tergantung pada intervensi pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan
kasus Covid-19.
Hal itu saya tegaskan saat berbicara pada Talkshow Series 6 IKA Unhas Maluku yang mengangkat tema New Normal: Equilibrium Ekonomi dan Kesehatan.
Talkshow via aplikasi Zoom Meetings ini berlangsung malam hari, 4 Juni 2020 lalu. Dihadiri oleh 187 peserta dengan berbagai latar belakang profesi yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
• Bertambah 4 Orang, Ini Kluster Pasien Positif Covid-19 Tambahan di Pinrang
• RSUD Sinjai Kembali Rawat Pasien Positif Corona
Dari Aceh, Riau, Batam, Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Jeneponto, Mamuju, Manado, Kendari, Gorontalo, Ambon, Ternate, Sorong, Biak, Mimika, Manokwari hingga Jayapura.
Tema ini dipilih oleh Laboratorium Gagasan IKA Unhas Maluku merespon sikap Presiden Joko Widodo yang mengajak warga Indonesia beradaptasi dan hidup berdampingan dengan virus corona.
Pemerintah pun sudah menyusun rencana aktivitas hidup dan kegiatan usaha dengan kebiasaan baru (new normal) di tengah pandemi Covid-19.
Kebijakan ini disatu sisi adalah langkah untuk melakukan penyelamatan aktivitas ekonomi yang telah lama berhenti namun di sisi lain langkah ini juga diangggap sebagai sikap terburu-buru dan terlalu menyepelekan kesehatan masyarakat Indonesia.
Pada talkshow itu saya mengingatkan kembali bahwa tujuan strategis global pengendalian Covid-19 di antaranya memobilisasi semua sektor dan komunitas, dan kontrol kasus
sporadis dan kluster.
Juga bertujuan menekan transmisi komunitas, mengurangi angka kematian dengan memberikan perawatan klinis yang tepat, dan mengembangkan vaksin serta terapi yang aman dan efektif.
Saya juga memaparkan bahwa ada tiga kriteria pengurangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menuju new normal (tatanan hidup baru).
Pertama dari sisi epidemologi di mana R(t)-nya harus di bawah angka 1 selama 14 hari berturut-turut. Artinya penularan virus telah terkendali.
Kedua sistem kesehatan yang dimana indikatornya adalah jumlah tempat tidur RS. Covid 19 dibagi Kasus Covid 19 yang perlu perawatan itu lebih dari 1,2.
Artinya sistem kesehatan mencakup tenaga kesehatan, peralatan dan tempat tidur mampu menangani peningkatan kasus Covid-19.
Kurang lebih 20% saat ini tersedia untuk mengantisipasi terjadinya ledakan kasus. Ketiga dari sisi surveilans.
• Alami Demam Tinggi, Tahanan Polsek Cendana Polres Enrekang Dilarikan ke RSU Massenrempulu
Jumlah total tes lab harus dilaporkan setiap hari dan tresshold masing-masing provinsi berbeda.
Sementara perihal New Normal menurut WHO adalah sebuah masa transisi di mana pemerintah mulai membuka kembali fungsi kehidupan sosial dan ekonomi.
Masa-masa ini tidak bisa digunakan sebagai patokan bahwa virus corona sudah bisa ditaklukkan.
Sebaliknya, fase ini justru muncul sebelum vaksin resmi ditemukan. Sedangkan definisi new normal yang terjadi di Indonesia adalah sebuah langkah untuk menyelamatkan kondisi sosial dan ekonomi.
Meski begitu, konsep new normal sama sekali baru dan masih dipenuhi kompleksitas dan ketidakpastian.
Adapun ada beberapa rekomendasi yang saya sampaikan di ujung paparan.
Pertama pemerintah harus segera menekan Rt dengan massive tracking dan massive testing swab di wilayah center epicenterum (wilayah merah) pada OTG, kontak erat, comorbid, riwayat perjalanan, kelompok berisiko lain.
• Kantor BRI Unit Pasar Baru Polewali Nyaris Ludes
Kedua, meningkatkan Kesadaran baru setiap individu untuk hidup sehat, boster immun untuk wilayah hijau.
Ketiga penguatan pmberdayaan masyarakat menekan laju Covid-19 berbasis wilayah sangat dibutuhkan untuk zona hijau.
Keempat implementasi protokol hidup sehat secara ketat sebagai pilar New Normal Life di tempat kerja dan tempat-tempat umum dan di semua tatanan.
Kelima dibutuhkan tenaga pengawas protokol hidup sehat dan inspektur kesehatan masyarakat.
Selain saya, dr Rodrigo Limmon, SpTHT-KL.,MARS (Ketua IDI Kota Ambon), Kasrul Selang ST MT (Sekretaris Daerah Provinsi Maluku) dan Ilham Akbar Mustafa ST (Pengurus BPP HIPMI) juga tampil sebagai narasumber.
Diskusi ini diawali pening speech yang disampaikan oleh M. Ulwan Talaohu ST MT selaku Ketua Harian IKA Unhas Maluku.
• Berapa Lama Waktu Tunggu Hasil Swab? Berikut Penjelasan Kepala BBLK Makassar
Kasrul Selang mengatakan, salah satu syarat menuju New Normal tentunya harus dilihat dari telah melandai curva kasusnya yang menurun dan Nilai Ro (Reproduction Number) dan Rt (Reproduction Effective) nya dibawah 1 pada suatu daerah, sehingga fase pemberlakuan New Normal dapat diberlakukan dengan mengacu pada syarat-syarat tersebut.
Sekretaris Daerah Provinsi Maluku ini menggambarkan situasi kondisi Covid-19 di Maluku per tanggal 4 Juni 2020, sudah terdapat kasus konfirmasi sebesar 254
jiwa. Jumlah dimulai dari kasus konfirmasi pertama per tanggal 20 Maret 2020.
Dalam perawatan medis 182 Orang (dengan persentase 61 % wanita dan 39% Pria). Yang sudah sembuh sebanyak 64 orang (51% pria dan 49% wanita). Sedangkan korban meninggal sebanyak 8 orang. (*)