Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Corona dan Wacana Baru Bagi Lingkungan

Catatan dalam rangka Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2020. Ditulis peneliti Karst dan Ketua Physical Society of Indonesia Cabang Makassar

Editor: Jumadi Mappanganro
Dokumen Website Fisika UNM
Muhammad Arsyad (kiri - Dosen Fisika FMIPA UNM Makassar, Peneliti Karst dan Ketua Physical Society of Indonesia Cabang Makassar) 

(Catatan Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2020)

Oleh: Muhammad Arsyad
Dosen Fisika FMIPA UNM Makassar, Peneliti Karst dan Ketua Physical Society of Indonesia Cabang Makassar

Hari ini 5 Juni 2020 merupakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang awalnya ditetapkan dalam Sidang Umum PBB tahun 1972 untuk menandai pembukaan Konferensi Lingkungan Hidup di Stockholm.

Penetapan 5 Juni sebagai Hari Lingkungan merupakan instrumen penting untuk meningkatkan kesadaran tentang lingkungan dan mendorong perhatian dan tindakan politik di tingkat dunia.

Tahun 2020 ini mengusung tema “Connect with Nature” dan akan dirayakan di Kanada. “Connect with Nature” memiliki misi untuk mengajak penduduk bumi berinteraksi, mengenali, dan menikmati keindahan alam sehingga tergeraklah keinginan untuk melindungi bumi.

Tema ini mengingatkan bahwa interaksi manusia dengan alam termasuk keseimbangan ekositem di dalamnya akan membuat manusia dan makhluk hidup lainnya akan terjamin kelangsungan hidupnya.

Beragama di Tengah Pandemi Covid-19

Hari lingkungan tahun 2020 ini diperingati dengan suasana masih merebaknya pandemi virus Corona di seluruh dunia.

Corona adalah kosakata baru yang akrab dengan penduduk bumi dimulai akhir tahun 2019 sampai dikenang nanti anak cucu kita.

Kosakata baru ini akhirnya melahirkan wacana yang membuat pola hidup dan prilaku manusia seluruh dunia berubah.

Wacana tersebut diantaranya adalah social distancing, kemudian dikembangkan menjadi physical distancing.

Lalu pembatasan sosial berskala besar (PSBB) disertai dengan work from home (WFH) dan terakhir adalah new normal.

Malahan beberapa negara memperkenalkan lock down, terutama Negara Eropa yang mempunyai kemampuan ekonomi untuk melakukan subsidi kepada rakyatnya.

Wacana baru tersebut berkembang sesuai dengan tingkat pandemi yang terjadi. Social distancing dan physical distancing hanya berselang dua minggu istilah ini menjadi akrab dengan warga.

Malahan beberapa meme di media sosial, para remaja yang berkonvoi pada saat awal bulan Ramadan yang ketangkap aparat keamanan memelesetkan bahwa kami tidak cocok dengan kedua istilah itu, karena kami waktu SMA mengambil jurusan bahasa.

Istilah itu hanya cocok untuk anak IPS dan IPA.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved