Covid 19
Warga Bulukumba Stroke Dimakamkan Sesuai Protokol Covid-19, Bupati Didesak Lakukan
Padahal Nurhayani hanya menderita stroke. Dan hasil swab tesnya juga menunjukkan negatif Covid-19.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Sekelompok aktivis di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengelar aksi solidaritas di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba, Kamis (4/6/2020).
Aksi tersebut sebagai wujud protes terhadap Gugus Tugas Covid-19 Sulawesi Selatan (Sulsel), yang telah memperlakukan jenazah Nurhayani sesuai protokol penanangan pasien positif Covid-19.
Padahal Nurhayani hanya menderita stroke. Dan hasil swab tesnya juga menunjukkan negatif Covid-19.
Sebelumnya, suami Nurhayani, Andi Baso Riyadi Mappasulle, telah melakukan protes keras terhadap hal ini.
Bahkan beberapa video aksi protesnya dengan anak perempuannya viral di media sosial (Medsos).
Pasalnya, ia menolak jenazah istrinya dimakamkan di pemakaman khusus Covid-19 di Macanda.
Ia meminta jenazah istrinya diserahkan ke pihak keluarga, karena rencananya bakal dimakamkan di tanah kelahirannya, di Kabupaten Bulukumba.
Aksi yang dipimpin oleh Andi Mappasomba ini, diterima oleh Ketua Komisi D DPRD Bulukumba Muhammad Bakti.
Dalam kesempatan itu, para peserta aksi diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Salah satunya disampaikan oleh Abdul Said. Ia mendesak Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali, untuk menyesalkan langkah pihak RSUD Bhayangkra Makassar tersebut.
"Itu juga membuktikan bahwa pemerintah hadir dalam kasus ini. Bagaimana teknisnya? Nah silakan DPRD kunjungi khusus bupati, begini pak bupati. Ini baru namanya sikap kepahlawanan," kata Abdul Said.
Menurut Abdul Said, statement harus keluar dari Pemerintah Kabupaten Bulukumba, bahwa menyesalkan tindakan ataupun langkah yang diambil Rumah Sakit Bhayangkara.
Pasalnya, kasus yang menimpa istri Andi Adi Mappasulle ini, bakal menciderai profesi tenaga kesehatan.
"Nah, ini berbahaya. Karena apa yang menimpa Andi Adi ini bukan hanya malpraktek, tapi ini menjurus pada kejahatan kemanusiaan yang dilakukan tenaga dokter dan tenaga medis," jelasnya.
"Profesi ini dulu sangat kita hargai karena profesionalitasnya, karena kejujurannya," jelasnya menambahkan.