Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Forum Dosen Tribun Timur

Covid-19: Virus, Bisnis, atau Konspirasi? Berikut Ulasan Prof Irawan Yusuf

Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas, Prof dr Irawan Yusuf menjadi pembicara pada dialog virtual membahas Covid : Virus, Bisnis, atau Konspiras

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
dok_jamkes_BPJS
Prof Dr Irawan Yusuf, PhD, Guru Besar Ilmu Kedokteran Unhas Makassar 

Dalam kongres di Amerika Serikat ada perusahaan yang mengajukan untuk membuat obat, perusahaan ini menggelontorkan uang $US 295 juta.

Dalam bisnis obat untuk menemukan satu obat bisa seharga $US 80 juta, dari sini konspirasinya membuat semua pihak bermain di situ.

Jadi kita bisa bayangkan, apalagi bukti  scientific (ilmiah) ini sama dengan virus yang pertama di kelelawar, manusia semakin akrab dan virus ini sehat di karena Umur manusia yang panjang kemudian berada di atas rantai makanan sebagai predator.

Jadi kalau dia masuk ke tubuh manusia, maka relatif lebih aman dan lama tinggal. Virus ini juga pindah untuk survive.

Virus Indonesia unclassified, virus di Indonesia berbeda dengan virus A, B, C yang ada di negara lain. Kalau mau bikin vaksin akan susah karena belum tentu jadi dalam setahun.

Terkait senjata biologis, ada negara yang mau mengembangkan virus? sekali virus itu lepas maka tak akan bisa terkontrol, orang-orang yang kerja di laboratorium akan menjadi hambatan sebuah bangsa karena mereka tahu konsekuensinya.

Ilmuan bisa mengembangkan virus itu. Tetapi, keputusan mengembangkan menjadi apa, maka itu adalah keputusan politik.

Selanjutnya, pertanyaan kedua adalah  apakah yang dilakukan selama ini sudah benar?

Kita sudah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Rapid tes berskala massal.

Tetapi, PSBB itu bisa berjalan bagus ketika masyarakat disiplin, kita punya modal ekonomi dan sosial kuat.

Ini bisa terjadi kalau pemerintah kita tegas dan adil. Masyarakat disiplin dan toleran. Akademisi dan pemuka agama yang rendah hati.

Tenaga kesehatan berkompeten dan berdedikasi tinggi.

Kemudian, ada pemikiran membuat masyarakat bertahan menghadapi virus Corona dengan cara Herd immunity, itu resiko sangat besar.

Pertanyaan ketiga, bagaimana masa depan kita? Selama ini kita terlalu eksploratif. Kita harus sadar gaya, ekonomi, pertanian Sanga eksploratif.

Kita harus betul-betul menguraikan, apakah sistem demokrasi kita sudah cocok yang populis karena pemerintah populis kadang kala anti sains.

Sistem research sudah harus kita rombak total. Bisnis kita harus berubah from profit ke benefit. Harus ada value, maka inilah yang kita maksud dengan New Normal.(*)

*Prof dr Irawan Yusuf PhD
(Pakar Fisiologi dan Molekul Genetic/peneliti senior Lembaga Biologi Molekuler Eijkman)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved