Unhas
Rektor Unhas Dukung Pemekaran Fakultas Teknik Jadi Institut
Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dwia Aries Tina Palubuhu menyampaikan dukungan pemekaran Fakultas Teknik Unhas
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA -- Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dwia Aries Tina Palubuhu menyampaikan dukungan pemekaran Fakultas Teknik Unhas menjadi sebuah perguruan tinggi baru.
Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan halalbihalal FT Unhas dirangkaikan peluncuran Dies Natalis ke-60, Rabu (27/5/2020) kemarin.
Guru besar bidang sosiologi itu mendukung FT Unhas menjadi sebuah institut teknologi dengan berbagai persyaratan.
"Tentunya Unhas akan bangga apabila kelak bisa melahirkan satu institusi baru yang berkelas dunia," katanya dalam video telekonferensi yang dilihat Tribun, Kamis (28/5/2020).
Prof Dwia mengatakan, tak pernah berniat melarang pemekaran Fakultas Teknik Unhas. Pemekaran itu, katanya, akan menjadi sebuah kebanggaan bagi Unhas bila terwujud.
"Kalau fakultas teknik jadi institut maka akan baik bagi Unhas. Inilah sosok kematangan Unhas," ujarnya.
Meski demikian, rektor dua periode itu menilai ada berbagai pertimbangan yang harus dipenuhi sebelum memekarkan FT Unhas menjadi institut.
Ia mengatakan, berbagai pertimbangan itu bukan hanya pada kesiapan fasilitas dan sumber daya manusia saja.
Tetapi juga produktivitas inovasi dari Fakultas Teknik Unhas ke depan. Termasuk kesiapan manajemen.
"Apakah sudah siap jadi sebuah institut, jadi sebenarnya seperti itu," bebernya.
"Jadi bukan hanya kesiapan ada gedung, ada sumber daya, tetapi juga kesiapan manajemennya, sudah mumpuni tidak," tambah Prof Dwia.
Perempuan kelahiran Tanjung Karang 19 April 1964 ini melanjutkan, Fakultas Teknik Unhas memiliki peluang besar untuk menjadi sebuah institut teknologi.
Menurutnya, FT Unhas memiliki potensi untuk menunjukkan inovasi dalam era normal baru ke depan.
Ia mencontohkan, tantangan di sektor transportasi.
Masyarakat dinilai membutuhkan hardware-hardware baru untuk menjalankan transportasi yang layak di era normal baru.