Prof Ridwan Amiruddin Kenalkan Angka Reproduksi (R) dan New Normal Life
Ia mengutip perkataan Direktor regional WHO Eropa Dr Hans Henri P. Kluge yang memberikan kriteria untuk memasuki new normal.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ahli Epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas), Prof Ridwan Amiruddin membahas tentang Angka Reproduksi (R) dan New Normal Life.
Ia mengutip perkataan Direktor regional WHO Eropa Dr Hans Henri P. Kluge yang memberikan kriteria untuk memasuki new normal.
“Sebelum melonggarkan pembatasan Anda harus memastikan kriteria diterapkan. Jika tak bisa mohon Anda pikirkan kembali,” kata Hans yang dikutip Ridwan.
Adapun kriteria yang dimaksudkan diantaranya adalah, negara yang akan menerapkan konsep new normal harus memiliki bukti bahwa penularan Covid-19 di wilayahnya telah bisa dikendalikan.
Indikator pembuktian bahwa Covid-19 di suatu wilayah telah terkendali dapat menggunakan beberapa parameter diantaranya angka reproduksi virus (R), angka fatalitas kasus (CFR) dan jumlah kasus.
Beberapa Negara menggunakan angka reproduksi virus sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk melakukan pelonggaran intervensinya.
Angka reproduksi virus di tentukan oleh beberapa faktor diantaranya besarnya capaian mitigasi atau intervensi kesehatan masyarakat yang di peroleh, misalnya berapa persen pencapaian program PSBB atau program lain misalnya 30% atau 45%.
"Semakin tinggi capain intervensinya semakin menurun angka pertumbuhan virusnya. Semakin lama waktu penggandaan virusnya dan semakan rendah angka reproduksinya," katanya dalam rilis yang diterima Tribun Timur Kamis (28/5/2020).
Tentu ini sangat logis, dengan pilihan intervensi yang diberikan pada saat belum ada vaksin maka upaya yang dilakukan diharapkan dapat mengurai dan mengurangi pertumbuhan virus.
Adapun intervensi yang umum diberikan; membatasi pergerakan populasi; penutupan sekolah, kantor, pusat bisnis dan program stay at home serta mengintensifkan upaya karantina dan isolasi pada kelompok OTG, ODP dan PDP serta layanan di RS.
Perhitungan R (angka penyebaran penyakit) ini dilakukan dengan menggunakan data jumlah penduduk wilayah, jumlah orang meninggal, masuk rumah sakit, atau teruji positif mengidap virus.
Dengan perhitungan itu dapat diestimasi daya tular dari virus covid tersebut. Indikator R yang lebih dari satu menggambarkan virus corona sedang mengalami peningkatan seperti bola salju.
Dengan R kurang dari 1 maka secara pelan tapi pasti Covid-19 akan menghilang. Ro diartikan angka pertumbuhan virus tahap awal dan Rt adalah jumlah virus pada waktu tertentu.
Berdasarkan perhitungan yng dilakukan dengan populasi Sulsel sekitar 8 juta lebih, jumlah kasus covid-19 per tanggal 28 Mei sekitar 793, dengan capaian PSBB sekitar 50%, maka diperoleh situasi Ro untuk Sulsel sekitar 3,89 dengan waktu penggandaan virus sekitar 2,7 hari dengan waktu recovery atau pemulihan sekitar 10 hari dengan angka pertumbuhan harian 28%.
Upaya mitigasi pengurangan kontak social sekitar 50% mampu mengurangi waktu penggandaaan virus dari 2,7 hari menjadi 7,7 hari. Berdampak juga pada Reproduksi efektif Rt menjadi 1,95 dan angka pertumbuhan harian telah turun menjadi 9%.
Berdasarkan analisis tersebut apakah dapat di terapakan New Normal di Sulsel?
"Dengan diberhentiknnya PSBB sebenarnya pemerintah telah memberikan pilihan pada setiap warga untuk memasuki new normal. Terlepas anda suka atau tidak suka. Meskipun angka reproduksi efektif masih di atas 1 artinya corona masih tumbuh," katanya.
Pihak otoritas tentu mempunyai pertimbangan lain. Menggerakkan sektor ekonomi yang sudah terpuruk itu juga satu pertimbangan bernegara.
Kesimpulannya, intervensi PSBB, program stay at home, work at home, pembatasan transportasi, duta covid, upaya intervensi maksimal di RS di Sulsel cukup signifikan menekan laju pandemic Covid-19.
"Meskipun dengan Rt 1.95. ini masih menggambarkan bahwa corona di Sulsel masih tumbuh, sehingga memungkinkan munculnya cluster baru," ujarnya.
Sebagai bahan pertimbangan untuk menghentikan pandemic Covid-19 di Sulsel upaya intervensi yang difokuskan ke menurunkan Reproduksi efektif corona dari 1.95 menjadi di bawah nilai 1.
"Semoga Upaya yang ada selama ini dapat lebih di intensifkan untuk menurunkan angka tersebut dan New Normal Life dapat dijalani dengan perasaan tenang," katanya.