Mahfud MD
Mahfud MD Menko Jokowi Diprotes Guru Besar Gara-gara Sebut Corona Seperti Istri, Susah Ditaklukkan!
Aduh, Guru Besar Protes Mahfud MD Menko Jokowi Gara-gara Sebut Corona Seperti istri susah ditaklukkan, tapi ada juga yang setuju
Guru besar sosiologi Universitas Indonesia Tamrin Tomagola mengecam pendapat Menkopolhukam Mahfud MD yang menyebut virus Corona seperti istri yang tidak bisa ditaklukkan.
Bahkan Tamrin menyebut pendapat Mahfud MD itu sangat sesat.
“Sesat sekali penyamaan virus Corona dengan istri yang tak bisa ditaklukkan:
1) sesat Pertama: relasi istri dan suami itu sebagai mitra-sejajar. Bukan relasi penakluk dengan yang ditaklukkan;
2) sesat kedua, istri itu warga habitat manusia sedangkan virus korona itu warga habitat liar, non-human,” tegas Tamrin di akun Twitter @tamrintomagola.
Panduan New Normal Menurut Jokowi dan Pakar
New Normal kembali digaungkan di tengah pandemi Virus Corona yang terus meluas.
Virus asal China tersebut telah menginfeksi jutaan orang di dunia, termasuk di Indonesia.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) juga mengajak masyarakat untuk dapat hidup berdamai dengan Covid-19.
Akibat pandemi ini, masyarakat dunia dipaksa tinggal di rumah. Bekerja, sekolah hingga beribadah juga harus dilakukan di rumah.
Terkecuali bagi mereka yang memang harus beraktivitas di luar rumah.
• Demi Gaya Hidup dan Uang Kuliah, Mahasiswi dan Calon Guru Asal Makassar Terancam Hukuman Mati
• Hubungan Terlarang Anak dan Ayahnya Terbongkar Setelah Ibu Lihat Perubahan Fisik & Prilaku Korban
Sejak virus corona baru, SARS-CoV-2 yang mewabah dari China terus menyebar, hingga kini obat maupun vaksin penyebab penyakit Covid-19 ini masih dikembangkan.
Vaksin menjadi satu-satunya senjata untuk menghentikan penyebaran virus, namun saat ini sejumlah ilmuwan dunia masih berupaya untuk menyempurnakan pengembangannya.
Diam di rumah, beraktivitas hingga bekerja di rumah telah memukul keras sektor-sektor penggerak roda perekonomian.
Perekonomian mulai terguncang, sehingga membuat sejumlah negara mulai melonggarkan kebijakan terkait mobilitas warganya, kendati virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 masih terus mengancam.