Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Skenario New Normal untuk Ruang Publik Informal

Dtulis DR Naidah Naing, Dosen Arsitektur UMI, Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Arsitek Indonesia Sulsel dan Forum Dosen Majelis Tribun Timu

Editor: Jumadi Mappanganro
desi triana aswan / tribun timur
Dr. Naidah Naing, ST.,M.Si.IAI (Dosen Arsitek FT-UMI, Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Arsitek Indonesia Sulawesi Selatan, Anggota Forum Dosen majelis Tribun Timur) 

Gaya hidup normal yang lama harus ditinggalkan dan memulai gaya hidup normal yang baru (the new normal life), di mana masyarakat tetap beraktifitas tapi dengan pola hidup yang baru yang sesuai dengan protokol kesehatan.

New normal adalah bagian dari skenario pemerintah dalam beradaptasi yang diterapkan selama belum ditemukannya vaksin atau obat untuk virus corona.

Namun hal ini ditanggapi pro dan kontra oleh masyarakat, termasuk para pejabat. Jika ditinjau dari perspektif kesehatan, ada yang menganggap pelonggaran PSBB akan berakibat fatal dan bisa menimbulkan lebih banyak korban Covid-19.

Namun jika dilihat dari kacamata ekonomi, pelonggaran PSBB ini dapat menghidupkan kembali keterpurukan dan tekanan ekonomi masyarakat sektor informal yang selama ini banyak terdampak.

Sehingga sebaiknya dalam penerapan New Normal, pemerintah memilah-milah yang mana yang harus didahulukan relaksasinya sesuai dengan prioritas kebutuhan terpenting masyarakat dan mana yang harus ditahan dulu.

Ini agar hasil yang diperoleh dari dampak new normal ini sesui harapan dan tepat sasaran.

Masyarakat juga tidak dapat terus menerus menunggu virus ini berakhir tanpa berbuat apa-apa. Mau tidak mau masyarakat harus hidup berdamai dan belajar beradaptasi dengan Covid-19, seperti cara kita beradaptasi dengan virus Influensa, virus DBD, virus flu burung, dll.

Tindakan preventif agar tidak terjangkit virus Corona harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari mulai sekarang seperti penggunaan masker, sering cuci tangan, jaga jarak, menyiapkan hand sanitizer dan disinfektan serta menghindari kerumunan.

Tanyakanlah pada Ahlu Al-Zikr Agar Terhindar Covid-19

Gaya hidup normal yang lama harus ditinggalkan dan memulai gaya hidup normal yang baru (the new normal life), di mana masyarakat tetap beraktifitas tapi dengan pola hidup yang baru yang sesuai dengan protokol kesehatan.

Beberapa ruang publik yang umumnya diakses oleh masyarakat modern dengan golongan ekonomi menegah ke atas seperti mal, pasar swalayan, supermarket, minimarket, tentu dengan mudah dapat menerapkan standarisasi protokol kesehatan dalam pencegahan penularan virus.

Bagi pekerja di minimarket hingga bank, new normal berarti melayani pelanggan dengan penghalang plastik sebagai penerapan physical distancing atau jaga jarak fisik.

Tapi bagaimana penerapan standarisasi protokol kesehatan pada ruang publik informal seperti pasar tradisional, pasar kaget, pasar malam, pasar-pasar tepi jalan yang sebagian besar diakses oleh masyarakat informal?

Kita ketahui bahwa sektor informal ini umumnya dari masyarakat tradisional dengan tingkat pendidikan rendah, penghasilan rendah, daya menabung rendah dan minim edukasi.

Tentu tidak mudah menyesuaikan dan merubah gaya hidup mereka di pasar tradisional sesuai standar kesehatan, dibandingkan masyarakat modern yang mengakses mall atau jenis pasar modern lainnya.

Banyak hal yang perlu dipersiapkan dengan himbauan relaksasi PSBB ini yang dikenal dengan the new normal tersebut.

Namun ada hal yang digaris bawahi WHO dalam pelaksanaan new normal yaitu jika pemerintah sudah yakin dan siap dalam menyiapkan pelaksanaan standar protokol kesehatan.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved