2 Bocah Temukan Emas 1 Kg di Kamar Nenek saat Lockdown Corona, Simak Kisahnya
2 Bocah Temukan Emas 1 Kg di Kamar Nenek saat Lockdown Corona, Simak Kisahnya
TRIBUN-TIMUR.COM - Terdapat kejadian unik dialami seorang warga diminta tinggal di rumah saja selama masa lockdown, bocah temukan emas 1 Kg.
Seperti diketahui, salah satu kebijakan yang diambil pemerintah sebuah negara untuk mengatasi penyebaran virus Corona atau covid-19 adalah memberlakukan lockdwon.
Namun siapa sangka, ternyata ada sebuah kejadian yang sangat mengejutkan.
Ada mana bocah temukan emas di tempat yang tak terduga sebelumnya dan nilainya sangat fantastis, berikut kisah selengkapnya:
• Mudik ke Rumah Nenek di Tengah Pandemi Corona, Satu Keluarga dari Jakarta Malah Terlantar
• ALHAMDULILLAH! Ujicoba mRNA-1273 Vaksin Covid-19 Sukses, Kontrak Produksi Skala Besar Sudah Diteken
• Niat Puasa Syawal dan Pahalanya, Bisa Dilakukan saat Ada Utang Puasa? Ini Kata Ustadz Abdul Somad
• Pendaftaran Beasiswa Aperti BUMN 2020 Dibuka di 8 Perguruan Tinggi, Cek Syarat & Link Daftar Online
Saat Perancis menerapkan lockdown, sebagian warga Paris memutuskan untuk pindah ke keluarga di luar kota.
Seperti yang dilakukan seorang pengusaha berusia 60-an, pindah ke rumah keluarga di kota Vendôme, barat daya ibu kota.
Untuk menghindari kebosanan, saat cuaca di Perancis makin hangat, sang ayah meminta dua punya anaknya membuat gubuk di taman rumah.
Kedua bocah berusia sekitar 10 tahun, diminta untuk membangun gubuk darurat dari dahan, daun, dan kain bekas.
Si ayah mengatakan kepada mereka bahwa mereka bisa menggunakan seprai nenek mereka, yang ada di kamar cadangan.
''Saat mengambil sprei dari kamar sang nenek, kedua bocah ini menemukan setangkai lavender di antara seprai, seperti yang biasa dilakukan orang (lavender memberi wangi dan sekaligus mengusir nyamuk), dan dua benda yang cukup berat jatuh," kata juru lelang Philippe Rouillac kepada saluran TV Prancis BFM seperti dilansir bbc news.
Anak-anak mengembalikan benda-benda itu tanpa berpikir panjang, tetapi beberapa jam kemudian memberi tahu ayah mereka tentang penemuan itu.
Si ayah meminta mereka untuk pergi dan mengambilnya, tetapi pada awalnya mengira benda itu gagang pisau.
"Dia meminta mereka untuk pergi dan mengambilnya," kata Mr Rouillac.
"Tapi dia awalnya percaya mereka adalah pemegang pisau milik nenek."
Ayahnya menghubungi perusahaan Mr Rouillac untuk mengecek dan, setelah mengirim beberapa foto, dia diberitahu kabar baiknya.
Benda-benda itu bukan pemegang pisau, tetapi dua batang emas masing-masing seberat 1kg (2,2 lb).
Kedua batang emas itu sekarang terdaftar di situs pelelangan dengan nilai estimasi 40.000 euro (£ 35.800; $ 43.800) setara Rp 645 juta satu batang.
Ternyata batangan dibeli oleh nenek pada tahun 1967 dan bahkan masih ada nota pembelian.
Selain itu, harga emas telah meningkat karena pandemi virus Corona.
"Kami akan menunggu harga emas naik sedikit lagi," kata Rouillac.
"Mereka bisa mendapatkan setidaknya 100.000 euro."
Tetapi kedua saudara itu tidak mau menyerahkan penemuan mereka tanpa jaminan utama.
"Mereka berkata kepada ayah mereka, 'Kita akan dapat memiliki kolam renang,'" kenang Rouillac. (bbc news)
Kisah Sukses Kota Tegal dari Zona Merah covid-19 hingga Nol
Menerapkan local lockdown sejak kasus pertama, Kota Tegal sukses menekan angka penyebaran kasus Virus Corona.
Dari zona merah covid-19 hingga nol kasus.
Warga Kota Tegal sedikit bisa bernapas lega setelah pasien covid-19 terakhir dinyatakan sembuh.
Dilansir Corona.tegalkota.go.id, per 19 Mei 2020 Kota Tegal nol kasus, dari jumlah total tujuh kasus positif, empat dinyatakan sembuh dan 3 meninggal dunia.
Pada laman yang sama mencatatkan, hanya ada 2 pasien PDP yang masih dirawat.
Kini, Kota Tegal telah ditetapkan sebagai zona hijau covid-19.

Atas data ini, Pemerintah Kota ( Pemkot ) Tegal akan akhiri masa Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) pada Jumat 22 Mei 2020.
Perjuangan Kota Tegal melawan pandemi covid-19 tak mudah.
Kota Tegal langsung menetapkan local lockdown sebelum Pemerintah mengenal istilah PSBB.
Dikutip dari Kompas.com, Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono telah merencanakan untuk menutup akses menuju dan ke luar kota sejak 23 Maret 2020, lalu.
Keputusan ini diberlakukan saat kasus pertama positif covid-19 di Kota Tegal oleh seorang warga yang baru pulang dari Dubai, Uni Emirat Arab pada 16 Maret 2020.
Pemerintah Kota Tegal memutuskan menutup akses masuk dengan beton MBC.
Pada 30 Maret 2020, Kota Tegal resmi menutup 35 ruas jalan dengan beton.
Pengendara hanya diberi 4 ruas jalan masuk.
Bukan hanya ditutup beton, posko dan jalur utama telah dijaga ketat oleh Pemkot Tegal.
Orang yang memasuki Kota Tegal harus menjalani pengecekan kesehatan di posko pemeriksaan.
Jika ditemukan warga yang memiliki suhu tinggi, mereka langsung diangkut dalam ambulans dan dibawa ke rumah sakit rujukan.
Meski telah melalui local lockdown, kasus positif Kota Tegal bertambah hingga 7 orang.
Bahkan mendapat kasus positif dan PDP dinyatakan meninggal dunia.
Akhirnya Pemkot Tegal mengajukan PSBB pada pemerintah dan Kementerian Kesehatan.
Kota Tegal merupakan wilayah Jawa Tengah pertama yang mengajukan PSBB.
Perlu diingat, selama masa local lockdown dan PSBB, Pemkot Tegal melalui Dinas Sosial pun memutuskan memberikan bantuan bagi masyarakat miskin.
Sambil menunggu keputusan dari Pemerintah Pusat terkait pengajuan PSBB, Kota Tegal telah bersiap dengan program bantuan melalui jaring pengamanan sosial.
Program ini menyasar warga terdampak, baik itu warga miskin, pedagang kecil, pekerja yang menjadi korban PHK, dan warga lainnya.
Kemenkes akhirnya menyetujui dan PSBB mulai diterapkan pada 23 April 2020.
Satu tahap terdiri dari 14 hari efektif dan 1 hari digunakan untuk persiapan jelang PSBB.
Dengan demikian, PSBB di Kota Tegal berlangsung selama 30 hari.
Strategi ketat dilakukan Kota Tegal berhasil.
Kini Kota Tegal kembali menjadi zona hijau setelah pasien positif terakhir telah dinyatakan sembuh.
Usai rampungnya PSBB, Pemkot Tegal akan melakukan relaksasi.
Dilansir Kompas.com, relaksasi PSBB diterapkan sejak 19 Mei untuk pemulihan sektor ekonomi.
Blokade jalan dengan beton MCB dibuka dan penerangan jalan kembali dinyalakan.
Selain itu, Pemkot Tegal kini telah izinkan umat Muslim menjalankan Shalat Idul Fitri.
Pemerintah Kota Tegal bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan tokoh agama di Kota Tegal, sepakat memperbolehkan masyarakat melaksanakan Shalat id pada Hari Raya Idul Fitri, Selasa (19/5/2020).
Kesepakatan lain, melarang adanya kegiatan takbiran keliling di wilayah Kota Tegal.
Penutupan PSBB dan pencapaian status zona hijau itu dengan sederet kegiatan.
Penyemprotan disinfektan dengan dua helikopter hingga kembang api
Sekda Kota Tegal Johardi mengatakan, Pemerintah akan menyiapkan dua unit helikopter untuk penyemprotan disinfektan.
Selain itu, 30 kendaraan water cannon juga disiagakan untuk menyemprot sudut-sudut Kota Tegal dalam perayaan penutupan PSBB.
Selama penyemprotan yang dijadwalkan berlangsung sampai pukul 17.00 WIB, warga diimbau berada di rumah.
Tak hanya itu, Pemkot berencana menyalakan kembang api serta sirene di alun-alun Tegal pada malam harinya.
Tenaga medis diberi penghargaan
Dibunyikannya sirene sebagai pertanda berakhirnya PSBB dilanjutkan dengan pemberian penghargaan pada para tenaga medis. (Tribun Medan)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul 2 Bocah Temukan Emas 1 Kg saat Lockdown Corona setelah Diminta Bangun Gubuk, Ini Kisah Nyatanya,