Menteri PUPR Ingin Konstruksi Tol Pettarani Lebih Baik dari Tol Layang Jakarta-Cikampek
Menurutnya, salah satu masalah yang ada dalam pembangunan jalan layang adalah pada expansion joint atau sambungan antar-bagian jalan.
“Kami harap proyek prestisius di wilayah timur Indonesia ini bisa selesai tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Proyek ini merupakan salah satu bentuk kontribusi WIKA Beton dalam pemerataan pembangunan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera, khususnya di wilayah Indonesia Timur,” kata Hadian.
Seperti yang diketahui, PT. Bosowa Marga Nusantara (BMN) dan Pemerintah daerah menginisiasi pembangunan Jalan Tol Layang AP Pettarani, Makassar sebagai solusi untuk mengurai kemacetan lalu lintas, sekaligus membangun konektivitas di Timur Indonesia.
Pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani telah dimulai sejak akhir April 2018 dengan menggandeng WIKA Beton sebagai Kontraktor Utama, Nippon Koei Co Ltd dalam Operasi Bersama PT Indokoei International dan PT Cipta Strada sebagai Konsultan Supervisi serta PT Virama Karya sebagai Konsultan Pengendali Mutu Independen.
Tol Layang AP Pettarani dimulai dari akhir Jalan Tol Seksi II, tepatnya di Persimpangan Jl Urip Sumoharjo melewati Persimpangan Jl Boulevard Panakkukang, Jl Hertasning dan berakhir sebelum Persimpangan Jl Sultan Alauddin.
Dengan tergabungnya Tol Pettarani dengan Tol existing ini, maka seluruh ruas tol Seksi I – III akan berubah menjadi sistem operasi terbuka
dengan total panjang 10,4km.
Jumlah lajur jalan adalah 2 x 2 dengan lebar 3,50 m dan memiliki dua on-off ramp yaitu di Boulevard dan Alauddin.(*)