Menteri PUPR Ingin Konstruksi Tol Pettarani Lebih Baik dari Tol Layang Jakarta-Cikampek
Menurutnya, salah satu masalah yang ada dalam pembangunan jalan layang adalah pada expansion joint atau sambungan antar-bagian jalan.
Tol Pettarani Harus Lebih Baik dari Tol Layang Japek
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berharap kualitas konstruksi Tol Layang AP Pettarani, Makassar, lebih baik dari Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) II.
"Saya berharap suatu ketika sehabis Lebaran saya mau lihat kualitas dari jalan tol layang ini, dan standarnya harus lebih baik dari (tol layang) Jakarta-Cikampek," ujar Basuki dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, salah satu masalah yang ada dalam pembangunan jalan layang adalah pada expansion joint atau sambungan antar-bagian jalan.
Bahkan Tol Layang Jakarta-Cikampek II sempat mendapat kritikan karena kondisinya yang bergelombang dan tidak nyaman dilalui.
Meski mobil melaju sesuai dengan batas kecepatan yang ditentukan.
Sebagai informasi, expansion joint Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek sempat mengalami penyempurnaan, bahkan setelah diresmikan.
Hal ini dilakukan guna meningkatkan kenyamanan saat melalui jalan tersebut. Jalan Tol Layang AP Pettarani dirancang sepanjang 4,3 kilometer dan dibangun di atas Jalan Nasional AP Pettarani.
Saat ini progres pembangunan tol layang pertama di Makassar, Sulawesi Selatan, yang juga disebut Jalan Tol Ujung Pandang Seksi 3 ini telah mencapai 85 persen dan ditargetkan beroperasi pada September 2020.
Adapun titik awal tol berada di akhir Jalan Tol Seksi II, tepatnya di Persimpangan Jalan Urip Sumoharjo.
Kemudian melewati Persimpangan Jalan Boulevard Panakkukan, Jalan Hertasning dan berakhir sebelum Persimpangan Jalan Sultan Alauddin.
Dengan tersambungnya tol layang ini dengan tol eksisting, maka seluruh ruas tol Seksi I-III akan berubah menjadi sistem operasi terbuka dengan total panjang 10,4 kilometer. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Basuki: Kualitas Tol Layang Pettarani Harus Lebih Baik dari Tol Layang Japek"
Mengurai Kemacetan
Sementara itu, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyampaikan rasa syukurnya warga Makassar dapat menikmati Tol Layang AP Pettarani.
"Tak lama lagi, Tol Layang Andi Pangerang Pettarani kita nikmati bersama. Tentu ini kita dambakan, tak hanya pemerintah provinsi tapi semua masyarakat Makassar," kata Nurdin.

Ia menyampaikan, Tol Layang Pettarani bisa mengurangi kemacetan dengan menghubungkan Bandara Internasional dan Pelabuhan Soekarno Hatta.
"Termasuk jalan tol pesisir selatan yang menghubungkan ke New Port Takalar.
Kami terima kasih kepada pusat karena membantu daerah membangun tol di Makassar," katanya. (*)
Hubungkan Simpul Ekonomi
CEO PT Margautama Nusantara, Danny Hassan menyampaikan Tol Layang AP Pettarani berada di daerah padat lalu lintas di Makassar.
Hal itu dia sampaikan dalam video conference Ceremonial Penyelesaian Span Terakhir Erection Box Girder Proyek Jalan Tol AP Pettarani Makassar, Minggu (17/5/2020).
"Dalam perjalanan proyek ini ada banyak tantangan tersebut, dan kita bisa selesaikan seperti pemotongan pohon, sarana iklan, halte bas, penerangan, pemindahan pipa PDAM dan utilitas. Kondisi ini menjadi tantangan yang harus kami selesaikan pada awal proyek," katanya.
Danny Hassan mengatakan, proyek dalam kota dengan lalu lintas paling padat di Makassar.
"Salah satu jalan dengan tingkat kepada di Makassar. Macet setiap hari Pak! Sehingga tol ini akan terbagi ke jalan tol layang saat beroperasi nantinya. Sehingga, kelancaran pergerakan orang dan distribusi barang akan segera terjamin," katanya.

Ia mengatakan, keberadaan Tol Pettarani akan mengoptimalkan fungsi jalan tol kota Makassar yang menghubungkan simpul ekonomi.
Selian itu, Danny Hassan menyampaikan, pemasangan Erection Box Girder adalah pelaksanan proyek memerlukan tingkat ketelitian tinggi, maka kontraktor masih akan mengerjakan parapet, pengaspalan, pemasangan ekspansion joint, pekerjaan pipa drainase, PJU, marka dan jalan arteri.
Sementara itu, Direktur Utama PT Wika Beton, Hadian Pramudita mengatakan, Tol Layang Pettarani adalah jalan layang pertama di Indonesia timur.
"Keberadaan tol layang ini akan menghubungkan simpul ekonomi ke bandara, pusat bisnis, pelabuhan,"katanya.
Sehingga, masyarakat bisa merasakan manfaat tol Pettarani sebagai ikon baru kota Makassar.
"Insya Allah akan dioperasikan tahun ini," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bosowa Marga Nusantara, Anwar Toha mengatakan, tahun 2020 adalah tahun berbeda dan luar biasa.
"Ini momentum penantian masyarakat untuk bisa menggunakan Tol Layang Pettarani,"katanya.
"Ada banyak hambatan, tapi kami komitmen untuk menyelesaikan proyek tol layang pettarani."
Pembangunan Proyek Jalan Tol A.P. Pettarani, Makassar yang merupakan investasi dari PT Margautama Nusantara (MUN) melalui anak usahanya PT Bosowa Marga Nusantara (BMN).
BNN bekerja sama dengan PT Wijaya Karya Beton, Tbk (WIKA Beton) selaku Kontraktor Utama dan Nippon Koei Co Ltd dalam Operasi Bersama PT Indokoei International dan PT Cipta Strada selaku Konsultan Supervisi serta PT Virama Karya selaku Konsultan Pengendali Mutu Independen, kini telah memasuki tahap akhir pemasangan balok jembatan. (*)
Tahap Akhir Pembangunan.
Pembangunan Proyek Jalan Tol A.P. Pettarani, Makassar yang
merupakan investasi dari PT Margautama Nusantara (MUN) melalui anak usahanya PT Bosowa Marga Nusantara (BMN).
BNN bekerja sama dengan PT Wijaya Karya Beton, Tbk (WIKA Beton)
selaku Kontraktor Utama dan Nippon Koei Co Ltd dalam Operasi Bersama PT Indokoei International dan PT Cipta Strada selaku Konsultan Supervisi serta PT Virama Karya selaku Konsultan Pengendali Mutu Independen, kini telah memasuki tahap akhir pemasangan balok jembatan.
Seremonial pengerjaan tahapan tersebut disaksikan langsung oleh Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Gubernur Sulawesi Selatan, Walikota Makassar serta seluruh jajaran institusi terkait melalui media video conference, Minggu (17/5/2020) pagi.
Teknologi konstruksi yang digunakan pada proyek ini tergolong baru.
WIKA Beton sebagai kontraktor utama proyek memilih metode span by span dengan Launching Gantry untuk proses pemasangan balok jembatan serta Beam Bracing sebagai metode kerja pier.
Berbekal pengalaman WIKA Beton pada proyek Semanggi yang lalu, penggunaan metode ini sangat efektif dan dapat menekan risiko gangguan lalu lintas yang muncul saat proses pengerjaan
proyek berlangsung.
Proyek Jalan Tol Layang pertama di Kota Makassar ini diperkirakan dapat
diselesaikan pada tahun 2020.
Meski di tengah pandemi Covid-19, pengerjaan Proyek Jalan Tol Layang A.P. Pettarani ini terus dilakukan dengan tetap mematuhi standar Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Kerja (SMK3) serta protokol pencegahan Covid-19 yang diterapkan secara disiplin dan ketat.
Sejumlah prosedur pencegahan dan penanganan Covid-19 telah dibuat, diterapkan di seluruh unit kerja WIKA Beton sejak akhir Februari 2020 dan terus diperbarui seiring dengan
perkembangan data kasus di Indonesia.
Direktur Utama PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) mengungkapkan, sebagai kontribusi
kami dalam memberikan solusi untuk mengurai kepadatan kendaraan di Kota Makassar.
Manajemen Perusahaan bersama dengan WIKA Beton, Nippon Koei Co., Ltd. dalam Operasi Bersama PT Indokoei International dan PT Cipta Strada selaku Konsultan Supervisi serta PT Virama Karya selaku Konsultan Pengendali Mutu Independen, terus berkoordinasi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik dalam menyelesaikan pembangunan ini.
Salah satunya dengan pengaplikasian metode yang menggunakan teknologi konstruksi terbaru untuk kelancaran proyek.
"Melalui tahapan ini, diharapkan pengerjaan proyek dapat segera selesai,
sehingga Masyarakat Makassar dapat merasakan manfaat dari jalan tol layang ini," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama WIKA Beton Hadian Pramudita dalam sambutannya menyampaikan WIKA Beton bekerja secara maksimal menyelesaikan Proyek Jalan Tol
Layang AP Pettarani ini dengan jaminan biaya, waktu dan mutu kualitas terbaik dengan tetap menjalankan sistem manajemen kesehatan & keselamatan kerja di lingkungan kerja.
Tol Layang Pettarani dengan panjang 4,3 km dibangun di atas jalan nasional AP Pettarani tanpa adanya pembebasan lahan.
"Pembangunan proyek ini terbagi atas 74 span pada Main Line, 9 span pada Ramp On dan 7 span pada Ramp Off dengan jumlah box girder sebanyak 3.044 melibatkan tidak kurang dari 1000 pekerja pada pekerjaan kontruksi di proyek dan kurang lebih 300 orang pada produksi box girder di Pabrik Produk Beton milik WIKA Beton yang berlokasi di KIMA 20 Makassar," katanya.
“Kami harap proyek prestisius di wilayah timur Indonesia ini bisa selesai tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Proyek ini merupakan salah satu bentuk kontribusi WIKA Beton dalam pemerataan pembangunan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera, khususnya di wilayah Indonesia Timur,” kata Hadian.
Seperti yang diketahui, PT. Bosowa Marga Nusantara (BMN) dan Pemerintah daerah menginisiasi pembangunan Jalan Tol Layang AP Pettarani, Makassar sebagai solusi untuk mengurai kemacetan lalu lintas, sekaligus membangun konektivitas di Timur Indonesia.
Pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani telah dimulai sejak akhir April 2018 dengan menggandeng WIKA Beton sebagai Kontraktor Utama, Nippon Koei Co Ltd dalam Operasi Bersama PT Indokoei International dan PT Cipta Strada sebagai Konsultan Supervisi serta PT Virama Karya sebagai Konsultan Pengendali Mutu Independen.
Tol Layang AP Pettarani dimulai dari akhir Jalan Tol Seksi II, tepatnya di Persimpangan Jl Urip Sumoharjo melewati Persimpangan Jl Boulevard Panakkukang, Jl Hertasning dan berakhir sebelum Persimpangan Jl Sultan Alauddin.
Dengan tergabungnya Tol Pettarani dengan Tol existing ini, maka seluruh ruas tol Seksi I – III akan berubah menjadi sistem operasi terbuka
dengan total panjang 10,4km.
Jumlah lajur jalan adalah 2 x 2 dengan lebar 3,50 m dan memiliki dua on-off ramp yaitu di Boulevard dan Alauddin.(*)