Tau Manusia Bugis
Buku 'Tau, Manusia Bugis': Lasa Paddissengeng, Penyakit yang Banyak Diderita Gadis dan Janda Muda
Istilah lasa paddissengeng secara harfiah berarti penyakit ilmu tenun, maksudnya ilmu pekasih.
Bahkan tidak memperdulikan keadaan dirinya.
Jenis penyakit paddissengeng bukan hanya dianggap serius, akan tetapi juga dipandang sebagai suatu jenis penyakit yang dapat menurunkan harkat dan martabat keluarga secara keseluruhan.
Sehingga setiap penderita senantiasa diusahakan penyemhuhannya dengan meminta bantuan seorang dukun yang ahli.
Jikalau dukun yang ada di dalam desa sendiri tidak mampu menanggulangi penyakit tersebut, maka anggota keluarga dari para penderita biasanya akan mencari dukun yang lebih mampu di daerah lain.
Cara dukun menyembuhkan dan mengobati penyakit paddissengeng, umumnya dilakukan dalam bentuk mantera-mantera.
Dalam hal ini mantera-mantera digunakan dalam empat cara khusus.
Pertama, mantera-mantera dibaca oleh dukun kemudian ditiupkan langsung pada ubun-ubun si penderita.
Kedua, mantera-mantera dibacakan oleh dukun, kemudian ditiupkan ke dalam air yang sudah disediakan sebelumnya.
Setelah itu air yang sudah terisi mantera diminumkan kepada si penderita, sedangkan sisanya dipercikkan ke mukanya.
Ketiga, mantera ditiupkan ke dalam minyak kelapa yang sebelumnya sudah dicampurkan ke badan si penderita.
Keempat, dukun meniupkan mantera-mantera ke ubun-ubun si penderita, kemudian membakar dupa di dalam bilik, sekaligus meniupkan asap dupa ke sekeliling si penderita.
Dalam rangka meniupkan dupa ke sekeliling penderita itu maka dukun mengangkat pedupaan itu dan mengelilingkannya (mengitarkannya) di atas kepala orang yang sakit, sebanyak tiga kali putaran yang bergerak dari arah kanan ke kiri.
Cara pengobatan seperti ini dilakukan dalam upaya menyemhuhkan penyakit yang diduga berasal dari makhluk halus.
Untuk menghindari penyakit paddissengeng belum ditemukan cara khusus kecuali cara-cara tradisional.
Cara dimaksud, ialah penggunaan penangkal maupun mantera-mantera.