Nadiem Makarim
Kapan Mulai Sekolah? Penjelasan Nadiem Makarim dan Sosok yang Akan Menentukan
Kapan Mulai Sekolah? Penjelasan Nadiem Makarim dan Sosok yang Akan Menentukan
Kapan Mulai Sekolah? Penjelasan Nadiem Makarim dan Sosok yang Akan Menentukan
TRIBUN-TIMUR.COM,- Kapan mulai sekolah?
Pertanyaan ini banyak dilontarkan orang tua siswa.
Termasuk siswa itu sendiri.
Apalagi kondisi Negara Indonesia yang saat ini masih perang melawan penyebaran virus Corona Covid-19.
Dan salah satu caranya adalah dengan meliburkan sekolah.
Hal ini secara tegas diambil nadiem Makarim mengingat angkaty positif Corona terus mengalami peningkatan di awal kasus Corona di Indonesia.
Lalu kapan siswa mulai masuk sekolah?
Hanya sosok ini yang bisa menentukan kapan mulai sekolah.
Dikutip dari Tribunnews.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim belum mengetahui kapan pembelajaran di sekolah kembali efektif.
Setelah ditutup akibat pandemi virus Corona.
Dia menyebut keputusan kapan sekolah ada di tangam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
"Tentunya keputusannya itu masih dalam Gugus Tugas, bukan di Kemendikbud.
Jadi kami selalu meng-line dan selalu kami akan mengeksekusi dan mengkoordinasikan.
Tapi keputusan kapan, dengan format seperti apa,
karena ini faktor kesehatan bukan pendidikan, itu masih di Gugus Tugas," kata Nadiem dalam rapat kerja virtual bersama Komisi X DPR, Rabu (20/5/2020).
"Jadi mohon menunggu, saya pun tidak bisa memberikan statementapa pun soal keputusan itu.
Karena itu dipusatkan di Gugus Tugas.
Tapi kami tentu terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas," imbuhnya.
Nadiem mengatakan Kemendikbud telah mempersiapkan sejumlah skenario menyikapi keputusan yang nantinya akan diambil Gugus Tugas.
Kemendikbud juga akan berdiskusi dengan sejumlah pakar agar skenario dapat dilaksanakan dengan baik.
"Harus diketahui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah siap dengan semua skenario, ya kami sudah ada berbagai macam skenario," ucap Nadiem.
Program Belajar dari Rumah dari Menteri Nadiem Makarim 'Cakupannya Lebih Luas'
Pandemi wabah Covid-19 masih terus berlangsung.
Belum ada tanda-tanda trend penurunan.
Merespon hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, memperkenalkan program terbaru Belajar dari Rumah.
Kini cakupannya lebih luas hingga ke pelosok desa yang sulit karena akses jaringan internet terbatas.
Berikut rilis resmi mendikbud yang diterima redaksi Tribun-timur.com:
_SIARAN PERS_
Nomor: 083/Sipres/A6/IV/2020
KEMENDIKBUD-Penyebaran pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) mengakibatkan banyak peserta didik harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah, baik melalui sarana dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring).
Namun, tidak semua peserta didik maupun pendidik memiliki kemampuan untuk mengakses platform pembelajaran daring secara optimal.
Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan Program "Belajar dari Rumah" di TVRI.
"Program Belajar dari Rumah merupakan bentuk upaya Kemendikbud membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di masa darurat Covid-19, khususnya membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan pada akses internet, baik karena tantangan ekonomi maupun letak geografis,” disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, dalam telekonferensi Peluncuran Program Belajar dari Rumah di Jakarta, pada Kamis (9/4).
Program Belajar dari Rumah di TVRI, merupakan respons cepat Kemendikbud terhadap masukan Komisi X DPR RI pada Rapat Kerja tanggal 27 Maret 2020 yang lalu.
Hal ini, dikatakan Mendikbud sejalan dengan semangat Merdeka Belajar. "Program Belajar dari Rumah mulai tayang di TVRI pada Senin tanggal 13 April 2020 dimulai pada pukul 08 pagi," terang Nadiem.
Program ini direncanakan dapat terselenggara setidaknya selama 3 bulan ke depan. "Nantinya selain diisi dengan program pembelajaran untuk semua jenjang, Belajar dari Rumah juga akan menyajikan program Bimbingan Orang tua dan Guru serta tayangan kebudayaan pada akhir pekan,” jelas Mendikbud.
Adapun konten atau materi pembelajaran yang disajikan akan fokus pada peningkatan literasi, numerasi, serta penumbuhan karakter peserta didik. Kemendikbud juga akan melakukan monitoring dan evaluasi mengenai program ini bersama dengan lembaga nonpemerintah.
" Yang perlu dicatat bahwa sesungguhnya dalam keadaan seperti ini, yang menjadi penting saat adalah pemberian pendidikan yang bermakna,” terang Mendikbud.
Selanjutnya, dalam situasi di mana kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah terhenti, solidaritas dan gotong royong menjadi kunci penanganan Covid-19 di Indonesia. Oleh karena itu Kemendikbud terbuka untuk kerja sama dan kolaborasi pendukungan penyelenggaraan pendidikan di masa darurat ini.
" Kami berterima kasih atas semua bantuan, kerja sama dan kolaborasi dari berbagai pihak, dari Komisi X, mitra swasta, organisasi masyarakat, juga relawan yang bersama-sama mengambil peran dan kontribusi dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 ini," tutur Mendikbud.
" Semangat gotong royong yang kita miliki menunjukkan kesatuan dan kekuatan bangsa kita yang berideologi Pancasila,” tambahnya.

Mendikbud berharap agar para orang tua, pendidik, dan peserta didik menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan yang telah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Pesan saya agar baik orang tua, siswa, dan guru menjaga kesehatan masing-masing beserta keluarga sesuai protap dari Kemenkes terkait Covid-19, dan untuk mengikuti imbauan Presiden Jokowi agar belajar di rumah, bekerja di rumah, dan beribadah di rumah,” pungkas Mendikbud. (*)
Jakarta, 9 April 2020
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id