Tak Lazim, Cita-cita Penjual Jalangkote Korban Bullying di Pangkep Bikin Anggota DPRD Sulsel Kaget
Ia viral setelah menjadi korban bully dari beberapa anak muda di kampungny, tempat jualan jalangkote.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Ansar
Rizal akan tetap sekolah dan jualan jalangkote, serta bermain-main dengan rekan sebayanya.
"Salah satu jawaban spontan ketika saya bertanya soal cita-citanya, Rizal menjawab bahwa dia ingin jadi pengantar jenazah. Jawaban ini membuat kami kaget karena beda anak kebanyakan. Rizal tidak dapat menjawab mengapa bercita-cita seperti itu," katanya.
Dia berharap, viralnya video bully ini dan besarnya simpati yang mengalir serta kutukan terhadap pelaku bully mengindikasikan bahwa masyarakat, tidak membenarkan budaya bully.
"Dan semoga tidak ada Rizal-Rizal lainnya yang mengalami perundungan yang sama," ujar dia.
Hasil jualan jalangkote Rp 10.000 Per hari
Sementara Ibu Rizal, Dahlia mengatakan anaknya biasa membawa pulang uang Rp 10 ribu sehari dari hasil jualannya.
Kemudian uangnya diberikan ke ibunya agar membelikan popok untuk adiknya, yang baru berusia satu bulan.
"Na kasi tauka kalau maui bantuka cari uang. Ia bilang ingin belikan popok adek," ujarnya, Senin (18/5/2020).
Sehingga hasil jualan jalangkotenya ia bagi dua, Rp5 ribu ia kasihkan ke ibunya dan Rp5 ribu, ia gunakan untuk jajan di sekolah.
Rizal merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, tapi hanya dia yang berjualan.
Menurut penuturan ibunya, hal ini ia lakukan atas keinginannya sendiri.
"Pernah ada yang sampaikan kalau Rizal sering diganggu, sehingga saya minta untuk berhenti jualan," ujarnya.
Tapi Rizal malah menangis, dan pergi berjualan tanpa memberi tahu ibunya.

"Jadi biasami pergi menjual tanpa sepengetahuan saya, karena ia bilang nanti tidak ada uang na kasika kalau tidak pergi jualan," ungkapnya.
Sebenarnya sebelum berjualan jalangkote, Rizal berjualan putu.