Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tau Manusia Bugis

Buku 'Tau, Manusia Bugis': Jenis Penyakit dan Penyebab Sakit (Lasa atau Doko) Orang Bugis

Di samping konsep tentang sehat, orang Bugis mengenal konsep tentang sakit yang dicandera dengan berbagai istilah, antara lain seperti: malasa, madoko

Editor: Edi Sumardi
SHUTTERSTOCK VIA KOMPAS.COM
Ilustrasi sakit. 

Bila sungek meninggalkan watang, maka manusia akan menjadi lemah, sakit, tidak berdaya yang pada akhirnya sumangek juga dapat pergi membuat pemiliknya meninggal (mallinrung).

Setelah manusia mati, ale berpisah dari badan.

Ale ini pergi ke pammasareng, alam arwah tempat tinggal orang mati.

Ale kedua baru menjadi aktif pada saat kematian, dan berubah nama menjadi banapati atau alusuna.

Ale orang mati baru meninggalkan jasadnya setelah upacara kematian yang layak dilakukan.

Sebelumnya, ale itu masih menempati badan asalnya.

Bila tidak ada pemakaman atau upacara attomateng (upacara kematian) yang wajar, ale kembali menjadi anu tenrita (mahluk halus) berupa hantu atau lainnya.

Jika dia jadi hantu disebut bombo, jika dia menduduki kemuliaan di alam arwah maka dia disebut TorioloE.

Mengacu pada konsep ini, leluhur masyarakat Bugis sejak beberapa abad lampau telah memahami manusia sebagai alam kecil dan alam sekitar disebutnya alam besar.

Hakikat keberadaan alam dalam konteks ini, ditentukan coraknya oleh suhu udara.

Suhu udara itu sendiri ditandai oleh sifat panas dan dingin, dengan sumber yang berbeda pula.

Udara panas bersumber dari matahari, sedangkan udara dingin bersumber dari bulan.

Sejalan dengan itu kelangsungan hidup manusia ditentukan oleh tingkat kemampuan masing-masing individu atau kesatuan organisme untuk menyerap atau pun mengantisipasi pengaruh panas dan dingin menurut kepentingan pembinaan daya tahan dan stabilitas zat-zat alamiah yang ada di dalam diri setiap sosok tubuh.

Dalam hal ini masyarakat Bugis mengonsepsikan unsur nafas sebagai alat stabilisator yang berfungsi mengatur keseimbangan suhu badan, sekaligus menetralisir suhu udara yang terserap dari lingkungan alam sekitar.

Nafas, dengan demikian merupakan alat vital yang menghubungkan manusia sebagai mikrokosmos dan alam sekitar sebagai makrokosmos.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved