Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Matahari Lockdown

Matahari Lockdown! Cuaca Dingin Ekstrem, Suhu Udara Turun Sampai 2 Derajat dan Picu Petir

"Dalam hitungan, kondisi Matahari saat ini adalah salah satu yang terdalam pada abad ini."

Editor: Waode Nurmin
Grid.id
ilustrasi 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ternyata lockdown bukan saja istilah yang digunakan untuk sebuah negara saat Virus Corono seperti saat sekarang ini.

Menurut para ahli saat ini Matahari kita juga mengalami 'lockdown'.

Wah, apa maksudnya?

Dilansir dari nypost.com pada Sabtu (16/5/2020), Matahari kita, yang merupakan pusat tata surya saat ini telah berada dalam periode 'solar minimum' atau 'minimum Matahari'.

MATAHARI BERSINAR
MATAHARI BERSINAR (pixabay.com)

Artinya aktivitas di permukaannya telah turun secara drastis.

 Lagi, Istri Posting Semoga Rezim Tumbang, Suami Anggota TNI AD Ditahan KSAD Jenderal Andika Perkasa

 Kabar Buruk Jokowi, Warga Dapat BLT Sisa Rp 150 Ribu, Rp 450 Ribu Diambil Kepala Dusun, Alasannya

Dengan kondisi ini, maka para ahli percaya bahwa kita akan memasuki periode terdalam dari 'resesi' sinar Matahari, yang pernah tercatat sebagai bintik Matahari telah menghilang.

"Solar Minimum sedang berlangsung dan ini sangat dalam," kata astronom Dr. Tony Phillips.

"Dalam hitungan, kondisi Matahari saat ini adalah salah satu yang terdalam pada abad ini."

"Di mana medan magnet Matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya."

Apakah kita harus waspada?

Jawabannya ya. Sangat.

Sebab, ada beberapa dampak besar yang bisa terjadi.

"Hal ini dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan mereka yang berada di kutub."

"Lalu juga memengaruhi elektro-kimia atmosfer di atas Bumi dan dapat membantu memicu petir."

Belum selesai.

Ilmuwan NASA itu khawatir bahwa kondisi ini bisa mengulang kejadian antara tahun 1790 dan 1830 yang disebut Dalton Minimum.

Di mana kondisi tersebut mengarah pada periode musim dingin yang brutal, kehilangan panen yang mengakibatkan kelaparan, dan letusan gunung berapi yang kuat.

Saat itu, kondisi suhu merosot hingga 2 derajat Celcius (3,6 derajat Fahrenheit) selama 20 tahun dan menghancurkan produksi pangan dunia.

Pada 10 April 1815, letusan gunung berapi terbesar kedua dalam 2.000 tahun terjadi di mana Gunung Tambora di Indonesia meletus dan menewaskan sedikitnya 71.000 orang.

Ini juga menyebabkan 'Tahun Tanpa Musim Panas' pada tahun 1816 dan ada salju di bulan Juli.(*)

 Lagi, Istri Posting Semoga Rezim Tumbang, Suami Anggota TNI AD Ditahan KSAD Jenderal Andika Perkasa

 Kabar Buruk Jokowi, Warga Dapat BLT Sisa Rp 150 Ribu, Rp 450 Ribu Diambil Kepala Dusun, Alasannya

 

 

Artikel ini telah tayang di Gridhot.id dengan judul Waspada! NASA Sebut Matahari Memasuki Masa-masa Lockdown, Bumi Bakal Kena Dampak Kelaparan, Gunung Api Meletus, hingga Cuaca Dingin yang Ekstrim, Simak Penjelasan Ahli

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved