Kisah Murid Asal Pangkep Dianiaya Kelompok Remaja saat Jual Jalangkote, Biaya untuk Sekolah dan Adik
Aksi kelompok remaja yang mendorong bocah tersebut hingga jatuh dari sepeda mendadak viral di media sosial.

TRIBUN-TIMUR.COM - Video penjual kue jalangkote menjadi korban bullying sekelompok remaja, menyita perhatian sejumlah pihak.
Aksi kelompok remaja yang mendorong bocah tersebut hingga jatuh dari sepeda mendadak viral di media sosial.
Belakangan, identitas anak yang menjadi korban kekerasan tersebut terungkap.
Dia adalah Rizal (12), yang tinggal bersama kedua orangtuanya di Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Rizal tercatat sebagai murid SD 4 Tala, Kelurahan Talaka, Kecamatan Ma'rang. Sehari-hari, ia memang menjual jalangkote untuk membantu kedua orangtuanya.
• Gadis 15 Tahun Dicabuli Ayah Tiri dan Kakak Tirinya Berkali-kali, Mulai April 2019
• 3 Syarat Wajib Zakat Fitrah yang Harus Diketahui, Simak Penjelasan Dilengkapi Bacaan Niat
Ayah Rizal, Musakkir, sehari-harinya bekerja sebagai tukang bentor. Sedangkan Sang Ibu, yang membuat jalangkote untuk dijual oleh Rizal.
Dari hasil jualan tersebut, Rizal hanya mengambil Rp 2.000. Selebihnya diberikan kepada ibunya.
"Untungnya untuk beli popok adek," kata Rizal, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Irman "None" Yasin Limpo, turut prihatin dengan apa yang dialami Rizal.
Iapun mengutuk keras tindakan bullying yang masih banyak terjadi di sekitar kita.
"Saya mengutuk sekeras-kerasnya tindakan bullying terhadap seorang penjual jalangkote ini. Kasihan sekali ini anak," ujarnya, saat memandu program KataNone, Minggu (17/5/2020) malam.
None juga telah menghubungi dan berbincang langsung dengan Rizal via video call.
Ia juga mengutus salah seorang relawan None Peduli, untuk ke Kabupaten Pangkep menemui Rizal dan keluarganya.
Hingga memberikan bantuan beasiswa pendidikan kepada Rizal, yang diterima langsung oleh ayahnya, Muzakkir.
"Pak None siap membantu Rizal untuk menyelesaikan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Dan semoga tindakan bullying seperti ini tidak terjadi lagi," kata Fajrin, relawan None Peduli.