PSBB Gowa
5 Alasan Bupati Gowa Adnan IYL Tak Perpanjang PSBB Tangkal Corona, 'Butuh Anggaran yang Banyak'
5 Alasan PSBB Gowa tidak diperpanjang oleh Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan untuk Tangkal Corona, masyarakat sudah sadar
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Berikut 5 Alasan PSBB Gowa tidak diperpanjang oleh Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan untuk Tangkal Corona, masyarakat sudah sadar.
Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) Kabupaten Gowa untuk menangkal Virus Corona atau Covid-19 resmi berakhir Minggu (17/5/2020).
PSBB Gowa tidak lagi diperpanjang.

Tidak seperti PSBB Kota Makassar yang masih diperpanjang.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengumumkan tidak melanjutkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
PSBB di wilayah Kabupaten Gowa yang berlangsung sejak Senin (4/5/2020) lalu berakhir pada Minggu (17/5/2020) pukul 23.59 wita hari ini.
Dirangkum tribun-timur.com, berikut sejumlah alasan PSBB Gowa tak dilanjutkan lagi.
Meskipun angka pertambahan positif Corona masih terjadi di daerah ini.
1. Kesadaran Masyarakat Meningkat
Adnan mengklaim, pemberlakuan PSBB selama hampir dua pekan berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat dalam protokol kesehatan.
"Kalau kita berbicara kesadaran masyarakat, sudah cukup bagus. Apalagi ketegasan Dandim dan Kapolres memberikan sanksi bagi yang melanggar," katanya dalam jumpa pers melalui video, Sabtu (16/5/2020).
Adnan mencontohkan, penurunan jumlah warga yang diamankan aparat keamanan dalam masa pemberlakuan PSBB di wilayah Kabupaten Gowa.
2. Jumlah Pelanggar menurun Setiap Hari
Adnan mengatakan, jumlah pelanggar yang terjaring mengalami penurunan dari hari ke hari.
"Hari pertama, itu terus mengalami penurunan. Menurut saya ini bisa dijadikan indikator bahwa masyarakat semakin sadar," terangnya.
"Mereka mengetahui untuk tidak beraktivitas di atas pukul 22:00 malam," tambahnya.
3. Dampak Psikologi
Putra mendiang Ichsan Yasin Limpo ini menambahkan, PSBB Gowa juga memberhasil memberikan dampak psikologis bagi masyarakat yang suka keluyuran.
"Saya ingin sampaikan bahwa tidak semua faktor dan teori bisa diimplementasikan secara keseluruhan, bahwa harus tambahan teori," ujarnya.
Adnan menyebut istilah teori psikologi dalam pemberlakuan PSBB.
"Kita membentuk psikologi masyarakat untuk malas dan tidak mau masuk Gowa apabila keluar rumah."
"PSBB membuat masyarakat betul-betul melewati pos-pos yang dijaga aparat. Ini membuat psikologi mereka lebih baik tidak keluar rumah," tambahnya.
4. Habiskan Banyak Anggaran
Orang nomor satu Pemkab Gowa ini mengatakan, pemberlakuan PSBB membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
"Khusus ketersediaan logistik, biaya PSBB tidak ringan. Anggarannya cukup banyak," katanya dalam video jumpa pers, Sabtu (16/5/2020) siang.
Ia mengatakan, Pemkab Gowa sempat menunda pemberlakuan PSBB pada akhir April lalu karena ingin memastikan kebutuhan pangan masyarakat.
Sementara saat ini, katanya, harga kebutuhan pangan mengalami kenaikan jelang perayaan Idulfitri.
Menurutnya, kondisi tersebut akan menyulitkan Pemkab Gowa jika tetap melanjutkan PSBB ke tahap II.
"Beberapa tempat pengadaan logistik sudah naik harganya sekarang menjelang lebaran. Tidak mungkin kita perpanjang sedang jaringan pengaman sosial kita tidak memungkinkan," tambahnya.
Selain itu, katanya, Pemkab Gowa bersama DPRD Gowa melakukan realokasi APBD Gowa 2020 ketika melaksanakan PSBB tahap pertama.
"Kalau kita lanjutkan, revisi lagi anggaran yang jumlahnya tidak sedikit," katanya.
"Sehingga berbicara kemampuan anggaran Gowa, ini yang menurut kami cukup berat untuk bisa melanjutkan PSBB," tambahnya.
Alasan kedua, Adnan mengaku melihat kebijakan pemerintah pusat yang mulai melonggarkan transportasi seperti pembukaan bandara.
Adnan menilai, pemerintah daerah harus selaras dengan pemerintah pusat dalam upaya memutus mata rantai penyebrangan Virus Corona.
"Pandangan kami, kalau kita tetap lakukan PSBB, terjadi kontradiksi. Padahal pemerintah harus linear, mulai dari pemerintah pusat, tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, sampai tingkat desa," terangnya.
"Sehingga ini pertimbangan kita tidak lagi melanjutkan PSBB Gowa," tambahnya.
5. Pos Keamanan Tetap Dilanjutkan
Dandim 1409 Gowa, Letkol Arh Muh Suaib mengatakan, aparat keamanan tetap melakukan pengamanan di pos-pos perbatasan ke depannya.
Suaib mengatakan, dua pos utama akan tetap dijaga aparat ke depan meski PSBB tidak lagi dilanjutkan.
Dua pos yang dimaksud yakni perempatan Jl Sultan Hasanuddin - Sultan Alauddin, serta perbatasan tugu badik Jl Hertasning - Jl Tun Abdul Razak.
Meski demikian, pengamanan tidak lagi ketat seperti pemberlakuan PSBB. Aparat akan lebih menekankan edukasi kepada masyarakat.
"Pos-pos perbatasan tetap kita jaga. Pos utama di Mallengkeri dan patung badik tetap kita jaga. Kita lakukan kegiatan edukasi," katanya dalam video jumpa pers, Sabtu (16/5/2020).
Selain edukasi penerapan protokol kesehatan, kata Suaib, aparat juga akan memeriksa suhu tubuh pengendara yang melintas.
Jika ditemukan warga memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat celsius, maka aparat akan melanjutkan pemeriksaan rapid test kepada pengendara tersebut.
"Kita lakukan edukasi kemudian pemeriksaan suhu tubuh, kalau 38 derajat maka kita pinggirkan dilanjutkan rapid test," ujarnya.
Letkol Suaib juga mengingatkan agar warga tetap menerapkan protokol kesehatan walaupun PSBB tidak lagi dilanjutkan.
Protokol kesehatan yang ia maksud yakni menggunakan masker jika keluar rumah, physical distancing, serta membudayakan mencuci tangan.
Hingga Sabtu (16/5/2020) pagi, jumlah pasien positif Corona di Kabupaten Gowa berjumlah 64 kasus.
Pasien dalam pengawasan berjumlah 211 pasien.
Sementara orang dalam pemantauan berkumpul 449 orang.
(*)
Laporan Kontributor Gowa @bungari95
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: