Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penyandang Disabilitas Fisik Wirajaya Makassar Produksi Wedang Jahe, Tertarik Mencoba?

Pembuatan wedang jahe merupakan bentuk keterampilan penghidupan (Livelihood) yang diberikan kepada para penerima pelayanan

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Istimewa
Wedang jahe buatan penerima bantuan di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BRSPDF) “Wirajaya” di Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM- Penerima Pelayanan dalam Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BRSPDF) “Wirajaya” di Makassar memproduksi Wedang Jahe yang merupakan salah satu jenis minuman tradisional Indonesia.

Dalam rilis yang diterima Tribun Timur, Sabtu (16/5/2020) pembuatan wedang jahe merupakan bentuk keterampilan penghidupan (Livelihood) yang diberikan kepada para penerima pelayanan dalam Balai melalui kegiatan ekonomi kreatif.

Untuk produksi dan pembuatan wedang jahe itu sendiri dibimbing langsung Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) BRSPDF “Wirajaya” di Makassar, Agustine Prabandari.

Pembuatan wedang jahe sangaja dipilih karena secara teknis bahan bakunya mudah didapatkan di pasaran, cara buatnya pun sangat sederhana dan tidak memerlukan peralatan khusus.

Potensi pasar yang cukup menjamin juga menjadi salah satu alasan diproduksinya wedang jahe ini.

"Mungkin karena jahe saat ini dianggap jenis minuman tradisional yang bisa meningkatkan imun guna mencegah virus corona”, ungkap Ari sapaan akrab Agustine Prabandari.

Demikian halnya, Kepala BRSPDF “Wirajaya”, Syaiful Samad menyambut baik produksi minuman tradisional yang dibuat oleh Penerima Pelayanan dalam Balai.

Syaiful mengatakan, bahwa keterampilan ini tentu sangat berguna bagi para penerima pelayanan dalam Balai, dengan harapan setelah anak-anak kembali ke daerah asalnya bisa mengembangkan usaha berdasarkan dengan keterampilan yang didapatkan dalam Balai, serta dengan bekal ilmu ekonomi kreatif yang diberikan bisa menjadi modal sosialnya untuk membuat usaha produk rumahan (Home Industri) sebagai usaha sampingannya.

"Meningkatkan keterampilan ekonomi kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada disekitarnya menjadi hal yang dapat meningkatkan kemandirian hidupnya kelak”, harap Syaiful.

Produksi wedang jahe yang dipusatkan di gedung Workshop kantor BRSPDF “Wirajaya” dan dikerjakan sebanyak 5 (Lima) orang bisa menghasilkan produk rata-rata 25 botol perhari.

Selain memproduksi wedang jahe, para penerima pelayanan juga memproduksi minuman asem kunyit. Dengan menggunakan logo “Jamu Nona O” produk ini pun dipasarkan dengan harga Rp 8 Ribu per botol.

Sedangkan untuk pemasarannya, ada tim khusus yang juga direkrut dari Penerima Pelayanan dalam Balai itu sendiri.

Saat ini, untuk pemasarannya lebih banyak dilakukan secara online dengan memanfaatkan media sosial dan juga melalui aplikasi Makassar Dagang.

Selama beberapa hari ini, respon masyarakat termasuk pesanan yang ada lumayan banyak.

Melihat respon yang begitu besar, Anti salah saeorang penyandang disabilitas fisik asal Sulawesi Barat yang terlibat dalam pembuatan wedang jahe ini nampak senang bisa dihargai hasil produksinya. “

Mudah-mudahan apa yang kami lakukan bisa bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat," tuturnya.(*)

Follow akun instagram Tribun Timur: 

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved