Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Telat Jemput Istri Usai Belanja, Adik Kepala Negara Bunuh Karyawannya, Cek Kisah Ngerinya

Kisah sadis dan keji jadi dari Qatar menjadi perhatian dunia. Adik kepala negara Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani bernama Sheikh Khaled Al-Thani disebu

Editor: Rasni
via Express.co.id
Foto Sheikh Khaled Al-Thani, adik penguasa Qatar, Emir Tamim bin Hamad Al-Thani 

TRIBUN-TIMUR,COM - Kisah sadis dan keji jadi dari Qatar menjadi perhatian dunia.

Adik Kepala Negara Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani bernama Sheikh Khaled Al-Thani disebut tega membunuh karyawannya di depan beberapa orang hanya karena alasan sepele. 

Sang karyawan telat menjemput Istri Khaled usai belanja di salah satu mal. 

Hal tersebut tengan digugat salah satunya oleh saksi pembunuhan karyawan tersebut. 

Berikut kisah lengkapnya:

Untuk diketahui, Hamad bin Khalifa al Thani adalah Emir atau kepala negara Qatar dari tahun 1995 hingga 2013.

Ia pun lantas menurunkan tahtanya pada putra keempatnya, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.

Namun, hidup adik penguasa Qatar sekarang itu rupanya penuh kontroversi.

Manchester United dan Barcelona Bersaing Dapatkan Penyerang Inter Mila

KRONOLOGI Gadis Kalimantan Diterkam Hidup-hidup Buaya saat Mandi di Sungai, Korban Sempat Teriak

14 Tahun Berkarier di Dunia Hiburan, Inilah Fakta Menarik Lee Min Ho yang Tak Banyak Diketahui

Sheikh Khaled Al-Thani, adik penguasa Qatar, Tamim bin Hamad Al-Thani, dinilai brutal dan kejam, mulai dari ancaman membunuh sampai membunuh.

Hal itu diungkapkan oleh pengacara Chicaga, AS pembela para korban, Rebecca Castaneda.

Dia mengatakan gugatan yang diajukan pada 2019 merinci prilaku dan ancaman Sheikh Khaled terhadap dua kontraktor Amerika, berjumlah tiga orang.

Dikatakan, mereka mengaku terjadinya kekerasan mencakup ancaman membunuh seorang ketua cabang olahraga Amerika, industri balap.

Castaneda mengatakan setelah memaksa pengacara Sheikh Khaled untuk menanggapi gugatan di Pengadilan Federal AS pada November 2019.

“Di antara lima penggugat, kami memiliki total tujuh ancaman pembunuhan dan salah satu penggugat menyaksikan syekh membunuh seorang teman di depannya.”

“Sheikh sebenarnya memintanya untuk membantu dalam pembunuhan itu. Dia bilang tidak. Kami juga memiliki permintaan senjata tambahan, ”kata Castaneda, merujuk pada gugatan yang akan datang.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved