Rumah Ramadhan
Komunikasi Keluarga
Ditulis Firdaus Muhammad, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel.
Oleh: Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel.
Prinsip utama komunikasi adalah dipahaminya secara tepat pesan pembicara selaku komunikator kepada pendengar, komunikan. Demikian juga dalam keluarga, harmonisasi tercipta ketika komunikasi berjalan baik.
Komunikasi keluarga menjadi hal penting dalam membangun interaksi seluruh anggota keluarga sehingga tidak terjadi konflik atau kesalahpahaman.
Keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga tercipta dari intensitas dan efektifitas komunikasi diantara anggota keluarga.
Komunikasi suami kepada istri terjalin baik, begitu sebaliknya. Komunikasi orang tua pada anak-anaknya juga terbangun, interaksi yang mendidik, membimbing, saling terbuka.
• Sikap Seorang Muslim Menghadapi Covid-19
• Jangan Ditiru, Kecanduan Minuman Ini Nyaris Hancurkan Karier Lionel Messi
Mampu menempatkan posisinya secara proporsional. Suasana kebatinan mereka terwujud dari saling pengertian dan perhatian.
Karakter anak-anak terbentuk menjadi anak yang pandai menghargai, patuh pada orang tua karena kedua orang tuanya membuka diri serta memahami keinginan dan kebutuhan anaknya. Tercipta suasana nyaman dalam kebersamaan.
Komunikasi keluarga berjalan efektif ketika mereka saling menerima, menyiapkan diri jadi pendengar yang baik sehingga perbedaan dapat diminimalisir.
Juga memandang suatu persoalan dari sudut pandang positif, solutif dan tidak saling menyalahkan tapi selalu menghargai pasangannya.
Fakta menunjukkan, miskomunikasi dalam keluarga melahirkan disharmoni. Rumah tangga rentan konflik, tidak nyaman, saling menyalahkan dan menutup diri. Kondisi ini memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Perceraian mengancam keutuhan keluarganya.
Komunikasi keluarga membangun kejujuran dan saling percaya sesama anggota keluarga. Semua hal dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal, terkatakan atau sekadar simbol.
Siap menjadi pembicara baik yang mudah dipahami dan kesiapan menjadi pendengar yang baik, dapat mencegah konflik atau kekerasan dalam rumah tangga.
Kondisi mewabahnya covid-19 mengharuskan full time di rumah bersama keluarga dalam rentang waktu yang lama membutuhkan pola komunikasi keluarga yang optimal agar terhindar dari miskomunikasi yang mengarah pada disharmoni.
Semua tergantung kesiapan membangun komunikasi dalam keluarga, saling memberi dan saling menerima. Ada kesetaraan, keterbukaan dan pengertian. Semoga! (*)