Rumah Ramadhan
Anak Tangga Mawaddah
Tips dari Prof M Quraish Shihab tentang anak tangga mawaddah untuk melahirkan keluarga bahagia.
Ketika perasaan membanding-bandingkan itu tidak dikendalikan hingga sang pasangan mengetahui melalui perubahan sikap, alamat makin memburuknya hubungan.
Maka anak tangga berikutnya harus dijalani. Tahap negosiasi untuk merundingkan persoalan-persoalan yang dialami.
Modalnya, keduanya harus memiliki perasaan saling membutuhkan. Selama perasaan butuh pada pasangan, maka pintu negosiasi terbuka.
Dibutuhkan kesiapan untuk saling memberi dan saling menerima, take and give. Menerima kelebihan dan kekuarangan pasangan apa adanya.
Keberhasilan melakukan negosiasi mengantarkan ke anak tangga mawaddah berikutnya yakni tahap adaptasi.
Kemampuan beradaptasi menuntun memahami sifat asli pasangan dengan segenap kebutuhannya.
Tahapan inilah, pasangan mulai menumbuhkan sikap penghargaan disertai kesiapan untuk mengalah demi menerima kekurangan kekasih hatinya.
Sikap menghargai terus bertumbuh hingga berhasil menanjak ke anak tangga berikutnya, peningkatan kualitas kasih sayang.
Pengalaman menjalani rumah tangga selama bertahun-tahun memberinya kesan dan pemahaman terhadap pasangan, mulai berbagi cerita kebahagiaan.
Tibalah ke anak tangga terakhir menggapai mawaddah yaitu kemantapan dengan menghayati cinta yang tak menggoyahkan rumah tangganya.
Pada titik inilah bangunan rumah tangga makin kokoh, keluarga bahagia, mawaddah. (*)