Hardiknas 2020
Peringati Hardiknas, KNPI Parepare Gelar Webinar, Sukardi Weda: Harus Buat Blue Print Pendidikan
Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Parepare mengadakan Webinar atau seminar online.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Parepare mengadakan Webinar atau seminar online, Sabtu (2/5/2020).
Webinar bertajuk 'Puasa, Pandemi, dan Masa Depan Pendidikan Kita' menghadirkan Prof Sukardi Weda yang juga dosen pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan FBS UNM.
Sekitar 30 peserta dari berbagai daerah di Indonesia ikut serta dalam webinar terdiri dari berbagai dosen, guru, mahasiswa, pemuda, praktisi pendidikan, tokoh agama, anggota dewan, ASN, dan lain-lain.
Webinar yang berlangsung dari pukul 13.00 Wita dan berakhir pada pukul 14.45 Wita, juga dihadiri oleh Ketua Komisi 2 DPRD Kota Parepare, Kamaluddin Kadir.
Webinar diawali dengan pembukaan oleh pemandu acara, dan penyampaian pokok-pokok pikiran sebagai pengantar diskusi oleh narasumber, Prof Dr Sukardi Weda.
Yang juga mantan pengurus KNPI Kota Makassar dan KNPI Sulsel dan dilanjutkan dengan tanya jawab.
Prof Dr Sukardi Weda dalam ulasannya mengawali dengan topik terkait puasa, dan disampaikan dengan mengutip ayat Kitab Suci Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW.
Ia mengatakan bahwa keutamaan puasa, antara lain perisai dari api neraka, menjauhkan diri dari api neraka, dibukakan pintu Surga, doa orang yang berpuasa diijabah, diampuni dosa-dosa terdahulu, dan orang yang puasa masuk sorga melalui pintu Ar-royan.
Sebelum beralih ke topik berikutnya, Sukardi Weda mengajak peserta untuk tetap berfastabiqulkhaerat di dalam situasi pandemi Covid-19 dan mengamalkan lima sukses Ramadhan 1441H, yaitu Sukses Puasa, Sukses Shalat Tarwih, Sukses Tadarus Al-Qur'an, Sukses Lailatul Qadar, dan Sukses Zakat Fitah.
Disusul dengan materi terkait wabah pandemi Covid-19 yang telah mengglobal bermula dari Wuhan, provinsi Hubei China pada Desember 2019 dan ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020.
Wabah Corona virus ini telah menjadi momok menakutkan di abad ini dan pada 1 Mei 2020 telah menyebabkan 224172 korban jiwa dan mewabah di 215 negara dan telah menginfeksi lebih dari 3,175,111.
Di Indonesia per 1 Mei 2020 telah menginfeksi 10,551 orang dan 800 nyawa melayang akibat keganasan Covid-19 tersebut.
Tidak sampai disitu, perekonomian juga lumpuh mengakibatkan perusahaan kolaps dan berujung pada PHK.
PHK menimbulkan pengguran secara besar-besaran, dan juntrungannya terjadi pengangguran baru secara massif dan mengakibatkan ketidakteraturan sosial, dan memicu terjadinya penyakit sosial akut lainya, seperti penjambretan, begal, penodongan, perampokan, dan lain-lain.
Untuk memutus mata rantai penyebaran wabah ini, pemerintah melakukan beragam upaya seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar.
"Untuk berhasilnya PSBB ini, diharapkan kepada warga masyarakat untuk mematuhi kebijakan tersebut dengan tetap stay at home, dirumahaja, work from home, dan menghindari berkumpul (social distancing dan physical distancing)," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima tribun-timur.com.
Sukardi Weda juga menambahkan untuk berhasilnya PSBB ini, maka warga diharapkan mentaati peraturan tersebut dan selalu menumbuhkan kesadaran kolektif dan kesalehan sosial untuk membantu sesama dan mentaati himbauan pemerintah.
Pemaparan selanjutnya terkait dengan masa depan pendidikan di Indonesia.
Sukardi Weda mengatakan bahwa hingga hari ini, masih banyak masalah yang dihadapi dalam praksis pendidikan kita.
Seperti mutu pendidikan yang rendah, guru yang tidak memahami pedagogik, didaktik, dan metodik, fasilitas PBM yang kurang memadai, pendidikan yang sulit diakses oleh masyarakat dari kelompok miskin.
"Ditambah lagi rendahnya indeks membaca, matematika, dan sains dari PISA (Program for International Student Assessment), yang hanya menempatkan Indonesia pada posisi ke-68 membaca, posisi ke-67 matematika dan posisi ke-66 di bidang sains," katanya.
Sebelum mengakhiri presentasinya, Sukardi Weda memberikan solusi alternatif untuk membangun mutu pendidikan.
Yakni dengan membuat blue print pendidikan sebagai arah kebijakan pendidikan di tingkat makro dan mikro, tingkatkan sarana prasarana pendukung KBM di sekolah, fungsikan agen sosialisasi bagi peserta didik seperti keluarga, sekolah, lingkungan, teman sebaya, dan media.
"Orangtua di rumah, guru di sekolah dan anak perlu bersinergi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional," ujarnya.
"Meskipun di tengah pandemi Covid-19, kita harus tetap produktif dan membantu keberhasilan PSBB untuk memutus mata rantai Covid-19 sehingga keadaan kembali normal seperti sedia kala. Stay at Home dan tetap produktif," lanjutnya.(*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
(*)