Rumah Ramadhan
Mawaddah
Ditulis Dr Firdaus Muhammad, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel.
Oleh: Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel
SUATU pagi pada Ramadhan lalu. Saya bersilaturahim di kediaman Anregurutta KH Sanusi Baco Lc.
Seperti biasanya, gurutta memberi nasihatnya dengan bercerita.
Ketua MUI Sulsel itu berkisah, ada suatu penyakit yang melanda semua orang.
Anehnya tidak seorangpun mau disembuhkan dari penyakit tersebut. Penyakit itu bernama cinta.
Mawaddah yang sering diartikan cinta.
Lalu gurutta mengutip, Syekh Muawalli Asy-Sya’rawi yang menjelaskan mawaddah dengan contoh.
Menurut ulama Mesir itu, orang yang paling sering benturan adalah pasangan suami istri. Apa sebab?
Karena pasangan suami istri itulah yang paling dekat. Hampir setiap saat bersama-sama.
Tetapi pasangan suami istri pula yang paling cepat berdamai. Itulah mawaddah, cinta.
Saling menjaga saling memiliki. Andai tanpa mawaddah, bisa terjadi perceraian pada pasangan suami istri.
Orang yang bercerai telah hilang mawaddahnya.
Berbeda ketika seseorang bertengkar dengan tetangga, bisa sampai sebulan atau setahun bahkan hingga salah satu dari keduanya meninggal, tidak pernah baikan.
Menurut pakar komunikasi, semakin sering orang berinteraksi, semakin berpotensi benturan atau miskomunikasi.
• Keren, Bocah Ini Berani Lawan Khabib Nurmagomedov. Lihat Videonya
Nabi ajarkan agar bersahabat seseorang cukup sederhana dan alakadarnya. Jangan berlebihan. Sebab bisa jadi nanti menjadi musuh.