Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tolak Lockdown

Tolak Lockdown, 2.505 Warga Swedia Meninggal Dalam Sepekan, 358 Kasus Kematian Per Hari

Menurut laporan situs media New Yor Post yang dikutip Jumat (1/5/2020), melaporkan sebanyak 2.505 warga Swedia tewas dalam waktu 6 sampai 12 April 202

Editor: Ansar
Instagram
Padanan istilah Lockdown (Instagram.com/badanbahasakemendikbud) 

TRIBUN-TIMUR.COM -  Swedia mengalami hal yang mengerikan dalam satu pekan.

Sejumlah warga yang meninggal akibat wabah virus corona atau Covid-19.

Mereka menolak melakukan penerapan lockdown di negaranya.

Menurut laporan situs media New Yor Post yang dikutip Jumat (1/5/2020), melaporkan sebanyak 2.505 warga Swedia tewas dalam waktu 6 sampai 12 April 2020, atau 358 kematian per harinya.

KABAR GEMBIRA Perusahaan Farmasi di China Siap Produksi Massal Vaksin Corona, Target Juni 2020

Ubisoft Tambahkan Versi Game Baru dengan Judul Assassin’s Creed Valhalla

Peneliti dari Badan Statistik Swedia, Tomas Johansson, mengatakan data tersebut merupakan data statistik awal.

"Lonjakan kematian ini, tejadi karena adanya penolakan untuk menerapkan langkah isolasi untuk menghentikan penyebaran wabah virus ini," ucap Tomas.

Pemerintah Swedia itu lebih memilih meminta warga melakukan pembatasan sosial atau social distancing dibandingkan kebijakan lockdown.

Sementara itu menurut profesor epidemiologi di University of Gothenburg, Bo Lundback, Pemerintah Swedia sangatlah teledor karena tidak percaya wabah ini akan sampai ke Swedia.

Sebagai informasi, berdasarkan peta sebaran kasus Covid-19 di Swedia, tercatat ada lebih dari 20.000 kasus yang dikonfirmasi dan telah mengakibatkan 2.462 kematian.

 KABAR GEMBIRA Perusahaan Farmasi di China Siap Produksi Massal Vaksin Corona, Target Juni 2020

 Ubisoft Tambahkan Versi Game Baru dengan Judul Assassin’s Creed Valhalla

Pemimpin Gerakan Anti Lockdown Amerika Serikat Positif Corona, Tak Bisa Ikut Unjuk Rasa

Pemimpin gerakan anti-lockdown Carolina Utara, Amerika Serikat (AS), Audrey S Whitlock, terjangkit virus corona.

Dia tidak bisa mengikuti dua kali unjuk rasa yang telah dijadwalkan.

Dilansir dari New York Post, Whitlock yang mengelola laman Facebook ReOpen NC memasuki masa karantina selama dua pekan yang berakhir pada Minggu (26/4/2020) setelah positif terjangkit virus corona.

 Di laman Facebook itu terdapat keterangan bahwa kebanyakan anggota gerakan anti-lockdown merupakan pemilik bisnis dan karyawan yang kehilangan pendapatan mereka sehingga tidak bisa memberikan hak-hak keluarga mereka.

 KABAR GEMBIRA Perusahaan Farmasi di China Siap Produksi Massal Vaksin Corona, Target Juni 2020

 Ubisoft Tambahkan Versi Game Baru dengan Judul Assassin’s Creed Valhalla

"Kami bersama-sama menuntut aksi dari para pejabat," ungkap keterangan di grup tersebut.

Dalam sebuah unggahan di Facebook, Whitlock menulis, "Saya akan mengambil sikap setiap hari sampai kita menjadi orang bebas lagi, untuk memperingatkan karena seseorang harus melakukan hal yang benar dalam menghadapi kesalahan."

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved