Harga Jagung Anjlok
Ada Permainan di Tingkat Pengumpul, NA: Kita Akan Ada di Antara Petani dan Industri
Nurdin Abdullah mengatakan harga jagung masih berkisar Rp 3.150 di pusat, sementara di tingkat petani hanya Rp 1.500.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah mengatakan harga jagung masih berkisar Rp 3.150 di pusat, sementara di tingkat petani hanya Rp 1.500.
Menurut dia, permasalahan harga ini ternyata ada pada pengumpul dan pedagang yang mempermainkan harga jagung para petani.
"Jagung ini ada permainan di tingkat pedagang, pengumpul," ujar NA dalam rilis yang diterima tribun-timur.com, Rabu (29/4/2020).
Ia mengimbau agar pihak terkait melakukan reaktualisasi soal harga jagung di tingkat petani.
"Makanya kalau ini dia tidak segera melakukan reaktualisasi, terutama harga di tingkat petani, kita ambil alih nanti," ujarnya.
Menurut dia, masalah serupa sering terjadi dari tahun-ke tahun dan ironisnya harga anjlok di saat petani melakukan panen, sementara saat penanaman harga justru naik tinggi.
"Saya yakin itu kita akan ambil alih. Kenapa? Karena sudah sekian lama petani tetap menderita ketika panen raya harganya pada jatuh," tuturnya.
Sebelumnya, ia sudah mendapatkan informasi dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk bahwa harga masih Rp 3.150 dan tidak ada perubahan harga.
"Kemarin saya sudah undang pimpinan cabang Pokphand sudah mengatakan kita tidak pernah membeli jagung di bawah Rp 3.150. Oleh karena itu mungkin kita akan ada di antara petani dan industri," katanya.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, @fadhlymuhammad
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)