Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

CITIZEN REPORT

Kesan Mahasiswa Asal Makassar Berpuasa di Moskow yang Sedang Lockdown

Sebagian warga muslim di Rusia adalah para imigran yang bekerja sebagai pekerja kasar perusahaan perusahaan teknis seperti perusahaan tambang dan baja

Penulis: CitizenReporter | Editor: Jumadi Mappanganro
dokumen Achmad Firdaus Hasrullah
Achmad Firdaus Hasrullah 

Laporan: Achmad Firdaus Hasrullah S.IP
Mahasiswa S2 di Universitas Higher School Of Economy (HSE) Moskow
Melaporkan dari Moskow, Rusia

Bulan Ramadan merupakan salah satu momen yang paling ditunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia.

Bahagia rasanya jika kita bisa melewati bulan penuh berkah ini bersama keluarga di rumah.

Rumah di sini memiliki makna yang sangat luas, tak hanya bangunan tempat kita tinggal melainkan juga lingkungan sekitar dan begitu pun dengan atmosfernya.

Pasti akan sangat menyenangkan dan merasa hangat jika kita bisa menjalani ibadah puasa Bersama dengan orang yang juga menjalankan kewajiban ini.

Namun bagaimana rasanya ketika kita harus jauh dari rumah dan berpuasa di daerah baru yang
mana mayoritas penduduknya bukan pemeluk agama Islam.

Alhamdulillah, Hari Ini Senin 27 April, Pasien Positif Corona di Sulsel Tidak Bertambah

Pasti muncul kekhawatiran dalam diri kita mengenai bagaimana akan menjalani sahur, di mana menemukan makanan untuk berbuka, bisakah melakukan jamaah tarawih, dan semacamnya.

Berbagai negara bersuka cita menyambut Ramadhan, salah satunya negara Rusia.

Walaupun sedang Lockdown dan physical distancing masih berlaku di Kota Moskow, umat Muslim yang berada di kota Moskow pun tidak menjadikan halangan untuk menjalankan kewajibannya untuk berpuasa.

Rusia merupakan salah satu negara dengan durasi puasa terlama di dunia, yakni kurang lebih 19 jam.

Waktu untuk makan pun hanya 5 jam hingga matahari muncul kembali di ufuk timur.

Bila dibandingkan dengan negeri sendiri, masyarakat muslim di Indonesia menjalani ibadah dari subuh hingga maghrib dengan rata-rata waktu sekitar 13 hingga 14 jam sehari.

Namun, jangan khawatir dengan niat yang tulus tetap bisa melewatinya meskipun berat.

Mahasiswa muslim seperti saya pun tidak perlu merasa khawatir menjalaninya karena terdapat 8.000 masjid, kurang lebih 20 juta umat muslim di Rusia dan 2 juta di antaranya tinggal di kota Moskow.

Sebagian besar umat muslim di Rusia pun merupakan imigran yang berasal dari Dagestan yaitu salah satu provinsi di Rusia dengan mayoritas Muslim atau negara-negara tetangga Rusia seperti Uzbekistan, Turkmenistan, Kyrgystan atau Tajikistan.

10 Ribu Lebih Karyawan di Makassar Dirumahkan, Perusahaan Wajib Beri THR

Sebagian warga muslim di Rusia adalah para imigran yang bekerja sebagai pekerja kasar perusahaan perusahaan teknis seperti perusahaan tambang dan baja yang lebih mengandalkan kerja otot dibandingkan kerja otak di balik meja.

Meskipun Lockdown dan Physical Distancing masih berlaku di kota Moskow, namun toko-toko yang berjualan masih buka dan menjajakan apa yang mereka jual walaupun tidak seramai tahun lalu.

Sejak hari pertama Ramadhan, toko halal yang berjarak 450 meter dari tempat tinggal saya pun yang menjual daging ayam, sapi ataupun kambing naik dibandingkan hari biasanya.

Ini terlihat dari beberapa pengunjung keluar masuk di toko halal.

Tak lupa, mereka memakai masker dan sarung tangan sebagai pelindung agar tetap terjaga kebersihannya.

Adapun hal yang sangat berbeda Ramadhan tahun ini dengan tahun lalu, selain jalanan tidak seramai dulu adapun jumlah pihak keamanan yang meningkat tidak seperti biasanya.

Saat ini polisi siap siaga di berbagai sudut yang dianggap ramai didatangi oleh warga Moskow demi keamanan.

Selain itu, rencana yang tiap tahun saya dan teman-teman sesama Indonesia lakukan tiap minggu untuk berkumpul di KBRI Moskow untuk berbuka puasa bersama pun harus ditiadakan tahun ini.

Hal ini untuk mematuhi physical distancing serta menjalani peraturan lockdown di Moskow.

Sama halnya dengan buka puasa bersama merayakan Idul Fitri pun ditiadakan di sini.

Meskipun sudah dua tahun meninggalkan kampung halaman.

Namun, saya tidak menampik selalu merindukan suasana bersama keluarga dan teman dekat terutama dimomen Ramadhan seperti ini.

Mulai dari sahur, buka puasa, membeli takjil makanan khas Ramadan. Seperti kolak, es buah, gorengan.

Bahkan saya pun merindukan suara Adzan dan bedug keliling untuk membangunkan saat sahur. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved