Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jembatan di Pombakka Terancam Ambruk, PUPR Luwu Utara: Rencana Dibangun Tahun Ini

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Luwu Utara, Mahful, mengakui konstruksi jembatan

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Imam Wahyudi
chalik/tribunlutra.com
Kondisi jembatan kayu yang terancam ambruk di Desa Pombakka, Kecamatan Malangke Barat, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. 

TRIBUNLUTRA.COM, MALANGKE BARAT - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara angkat bicara terkait dengan kondisi jembatan kayu yang terancam ambruk di Desa Pombakka, Kecamatan Malangke Barat, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Luwu Utara, Mahful, mengakui konstruksi jembatan sudah sangat memprihatinkan dan rawan ambruk.

"Betul kondisinya demikian, jembatan ini merupakan jembatan yang juga menghubungkan dua kabupaten. Olehnya itu Pemkab Luwu Utara melalui Dinas PUPR terus melakukan upaya koordinasi, sebab jembatan ini merupakan kewenangan pemprov," ujar Mahful di ruang kerjanya, Kamis (23/4/2020).

Mahful menyebutkan, jembatan itu merupakan kewenangan provinsi karena berada di perbatasan Luwu Utara dengan Luwu.

Tepatnya menghubungkan antara Desa Pombakka (Luwu Utara) dengan Desa Bulu Londong, Kecamatan Lamasi Timur, Kabupaten Luwu.

Dia menambahkan, desain jembatan telah dibuat sejak tahun lalu dan pembangunan fisiknya di target tahun ini.

"Kita berharap bahwa pekerjaannya betul dilaksanakan tahun ini. Semoga anggaran fisiknya tidak terkena realokasi untuk penanganan Covid-19, mengingat urgensitasnya jembatan ini bagi masyarakat," harapnya.

Sebelumnya diberitakan, konstruksi jembatan di desa perbatasan tersebut sudah miring dan hanya dibantu tali pengikat.

Dengan kondisi itu, jembatan sepanjang 56 meter dan lebar tiga meter rawan ambruk maupun hanyut terbawa arus Sungai Rongkong.

"Jembatan berpotensi ambruk atau terbawa arus sungai apabila air sungai kembali meluap," kata warga Pombakka, Wardi, Rabu (22/4/2020).

Wardi menyebutkan, jembatan itu merupakan satu-satunya akses menuju desa.

Sekaligus jadi penghubung Desa Pombakka dengan Desa Bulu Londong

"Kalau jembatan hanyut, tidak ada akses lagi. Terpaksa kembali seperti dulu pakai rakit," katanya.

Camat Malangke Barat, Sulpiadi, mengaku telah meninjau jembatan usai menerima keluhan warga.

"Sudah kami laporkan ke pemerintah kabupaten," katanya.

Pombakka merupakan desa terpencil dan langganan banjir.

Warga desa ini sebagian besar bertani jagung.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved