Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Ramadhan di Persimpangan Konsumerisme dan Empati

SELAMAT datang Ramadhan, bulan yang di dalamnya terdapat malam yang paling agung, malam 1.000 bulan.

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Ute Nurul Akbar 

Kemudian dipusatkan pada Ramadhan selama sebulan penuh sampai Lebaran.

Bahkan lebaran pun bisa menjadi semacam "festival konsumsi" dimana pergantian mode dan tata busana dimanfaatkan industri untuk kepentingan bisnis semata.

Sangat memprihatinkan ketika semangat atau mungkin juga kebangkitan keagamaan harus takluk pada pentas konsumsi yang massif.

Yang melahirkan keperihan yang juga massif pada saudara kita yang tidak memiliki kemampuan ekonomis. 

Maka lahirlah kondisi yang justru menyakitkan bagi kaum miskin dan lebih khusus pada saudara kita yang sedang dirumahkan dan terkena dampak ekonomi dalam keluarganya secara langsung pasca merebaknya pandemic Korona.

Sementara di sisi lain kaum yang memiliki kesempatan dan kemampuan ekonomis secara membabi buta memamerkan secara terang- terangan.

Kita dibutakan dan dibuat lupa bahwa ada ikatan sosial dan keyakinan yang seharusnya kita jaga.

Esensi puasa yang mengajarkan tentang kolektivisme dibenamkan oleh sikap individualis yang "di-fatwakan” oleh kapitalisme.

Perkembangan kapitalisme global membuat, bahkan memaksa, momen bulan puasa tak lebih hanya menjadi komoditas yang terus menerus diproduksi demi sebuah keuntungan bisnis.

Umat Islam diarahkan pada suatu kondisi dimana seolah-olah ‘hasrat’ mengkonsumsi di bulan Ramadhan selalu dilegitimasi oleh ‘kebutuhan’ rohaniah- spiritual mereka.

Seolah- olah ibadah puasa nantinya kurang sempurna jika tidak mengkonsumsi makanan serta minuman tertentu atau segala yang disodorkan oleh media dan iklan dengan mengatasnamakan agama.

Berbagai kegiatan bisnis diselenggarakan di bulan puasa sekaligus menciptakan kebutuhan yang bukan lagi esensial tapi artifisial.

Dari sisi sosial puasa mengajarkan untuk lebih peduli kepada sesama.

Memperbanyak amal saleh dan bukan menumpuk nafsu konsumtif sendiri.

Puasa hendak mengajarkan bagaimana mengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved