Opini Aswar Hasan
9 Syarat Kepemimpinan Hadapi Covid-19
Seorang penguasa tidaklah selamanya benar, karena itu perlu dan penting untuk dikritik.
Ormas, NGO, dan elemen masyarakat lainnya harus bisa diajak kerja sama bahu membahu secara sinergis dan konstruktif.
Kelima, memberdayakan komunitas strategis secara lebih fungsional untuk tujuan program mengatasi covid-19 dengan dukungan fasilitas berupa program kerjasama.
Tidak membiarkan komunitas-komunitas tersebut bekerja sendiri- sendiri. Selama ini banyak komunitas peduli covid-19 sudah bergerak bekerja.
Tapi belum tampak bekerja sama. Baru sama-sama bekerja.
Keenam, seorang pemimpin harus bisa menunjukkan sekaligus mewujudkan bentuk kasih sayangnya kepada rakyatnya, baik secara pribadi, terlebih secara resmi dalam mengatasi efek kesulitan hidup akibat covid-19.
Rasa kasih sayang itu, harus diwujudkan dengan tulus tanpa pencitraan untuk kepentingan politik kekuasaan.
Ketujuh, seorang pemimpin, harus bisa memastikan bahwa ada dana yang cukup untuk menyanggah kehidupan rakyatnya yang terkena dampak ekonomi akibat covid-19.
Dana tersebut, harus real terlaksana secara transparan dan akuntabel serta tepat sasaran di masyarakat.
Kedelapan, seorang pemimpin harus bisa dikritik dan menerima kritik tersebut sebagai masukan untuk perbaikan yang lebih baik.
Bukannya memerintahkan penangkapan atau penghukuman bagi para pengkritiknya dengan berbagai alasan pembenaran.
Seorang penguasa tidaklah selamanya benar, karena itu perlu dan penting untuk dikritik.
Kritik bagi pemimpin yang bijak laksana vitamin dalam menjalankan tugas.
Kesembilan, selalu memohon doa dan perlindungan dari Tuhan. Sebagai bangsa religius, pemimpinnya harus mengedepankan dimensi religiusitas dalam mengelola bangsanya.
Kekuatan sains dan alam semesta tidak cukup untuk menyelesaikan problem manusia. Kita butuh Tuhan untuk membantu mengatasinya.
Jangan sampai seorang pemimpin meninggalkan Tuhan, sehingga Tuhan pun berpangku tangan membiarkan bangsa ini sengsara tiada akhir.
Seorang pemimpin bertanggung jawab secara lahir batin dan spritual religius terhadap rakyatnya. (*)