Virus Corona
Update Virus Corona Dunia, Senin 13 April 2020 Pagi, Dekati Angka 2 Juta Kasus
Jumlah kematian akibat virus corona mencapai 114.160. Sementara yang dilaporkan sembuh ada 422.572.
TRIBUN-TIMUR.COM - Jumlah kasus virus corona di seluruh dunia sampai dengan pagi ini, Senin (13/4/2020), terus bertambah.
Tercatat, ada 1.851.264 kasus hingga Senin (13/04/2020) pagiberdasarkan pencatatan dari worldometers.
Jumlah kematian akibat virus corona mencapai 114.160. Sementara yang dilaporkan sembuh ada 422.572.
Berikut ini 10 besar negara dengan kasus Covid-19 terbanyak:
1. Amerika Serikat, 560.055 kasus, 22.090 kematian, dan total sembuh 31.986.
2. Spanyol, 166.831 kasus, 17.209 kematian, dan total sembuh 62.391.
3. Italia, 156.363 kasus, 19.899 kematian, dan total sembuh 34.211.
4. Perancis, 132.591 kasus, 14.393 kematian, dan 27.186 sembuh.
5. Jerman, 127.854 kasus, 3.022 kematian, dan 60.300 sembuh.
6. Inggris, 84.279 kasus, 10.612 kematian, dan 344 sembuh
7. China, 821.052 kasus, 3.339 kematian, dan 77.575 sembuh.
8. Iran, 71.686 kasus, 4.474 kematian dan 43.894 sembuh.
9. Turki, 56.956 kasus, 1.198 kematian dan 3.446 sembuh.
10. Belgia, 29.647 kasus, 3.600 kematian dan 6.463 sembuh.
Cerita Petugas Pemakaman New York Amerika Serikat
Philip Tassi mengingatkan bahwa pemakaman tempat ia bekerja sudah kewalahan.
Namun tak ada waktu baginya untuk beristirahat karena pemerintah New York mengumumkan rekor angka kematian akibat virus corona di negara bagian itu.
Tassi yang bekerja di Pemakaman Ferncliff di Westchester, beberapa mil dari Manhattan, mengatakan “permintaan penguburan dan kremasi yang kami terima meningkat 300%”.
Hampir 200 jenazah dikremasi selama 16 jam setiap hari, tujuh hari dalam seminggu.
Sekalipun sudah bekerja dengan kapasitas maksimum, jadwal sudah penuh sampai akhir minggu depan.
Sejarah Kelam
Sejarah bagai berulang di New York, pusat ledakan pandemi Covid-19 di Amerika Serikat, bahkan jumlah penderita penyakit ini telah melampaui penderita di negara mana pun di dunia.
"Kebanyakan pemakaman tidak punya unit pendingin untuk pandemi.
Maka masalah utama kami adalah kami tak punya penyimpanan jenazah untuk waktu lama," kata Tassi yang juga ketua Asosiasi Pemakaman Negara Bagian New York.
Rumah jenazah juga sudah kewalahan. Pihak berwenang mengirim puluhan mobil penyimpan jenazah dan trailer ke rumah sakit dan ke berbagai penjuru kota untuk mencegah bertumpuknya jenazah tanpa tempat penampungan – sebagaimana yang terjadi di negara yang terlanda epidemi virus ini.
Tassi yang sudah bekerja di bidang ini selama 23 tahun mengatakan kepada BBC Mundo, “Saya belum pernah melihat ini sepanjang hidup saya. Begitu banyak orang mati dalam waktu sangat singkat.”
“Bahkan ketika serangan 11 September, tidak sebanyak ini,” katanya mengacu pada peristiwa besar di New York tahun 2001.
Serangan yang disebut secara resmi sebagai “serangan teroris terbesar” dalam sejarah Amerika Serikat itu memakan koran 2.753 jiwa.(*/tribun-timur.com)