Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gunung Anak Krakatau Meletus Jumat Malam, Ini Catatan Kisah Letusan 'Ibunya' yang Terdahsyat

Gunung Anak Krakatau meletus Jumat (10/4/2020) malam. Kejadian ini mengingatkan pada dahsyatnya saat 'sang ibu' Gunung Krakatau meletus

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Tribunnews
Gunung Anak Krakatau meletus, Jumat (10/4/2020) malam 

Dalam Majalah Intisari edisi Agustus 1983, letusan Gunung Krakatau disebut 21.574 kali lebih kuat dibandingkan bom atom.

Bahkan letusannya itu menghancurkan 60 persen tubuh Gunung Krakatau di bagian tengah dan terbentuklah lubang kaldera.

Letusan tersebut juga terdengar hingga radius 4.600 kilometer dari pusat ledakan di Selat Sunda.

Tak hanya letusannya yang dahsyat, meletusnya Gunung Krakatau menimbulkan tsunami yang melibas pesisir pantai barat Banten, dari Merak, Anyer, Labuan, Panimbang, Ujung Kulon, hingga Cimalaya, di Karawang, jawa Barat.

Seorang controleur yang ditempatkan di Beneawang, Teluk Semangka, Lampung menyaksikan tanda-tanda meletusnya Gunung Krakatau yang berlangsung selama beberapa hari.

Controleur itu bernama PLC Le Sueur yang merupakan pejabat Hindia Belanda.

Le Sueur menuliskan kesaksian meletusnya Gunung Krakatau dalam sebuah surat tertanggal 31 Agustus 1883 yang dikirimkan ke atasannya.

Awalnya Le Sueur mendengar suara dentuman yang begitu keras.

Ia mengira dentuman tersebut berasal dari meriam kapal, tak ada sedikit pun prasangka dentuman itu berasal dari Gunung Krakatau.

"Pada hari Minggu sore, menjelang pukul empat, sewaktu saya sedang membaca di serambi belakang rumah saya, tiba-tiba saja terdengar beberapa dentuman yang menyerupai letusan meriam," tulisnya dalam surat.

Tak lama setelah kejadian tersebut, air laut mulai naik dan beberapa kampung di pantai sudah tergenang.

Masyarakat terlihat panik, Le Sueur mencoba menenangkan mereka.

Mereka mulai memanggil-manggil nama Allah.

"Saya menyuruh membawa wanita dan anak-anak ke tempat-tempat yang letaknya lebih tinggi. Air surut lagi dengan cepat, tetapi mulai hujan abu," katanya.

Lalu, sekitar pukul empat pagi, Le Sueur dibangunkan oleh warga kampung yang memberitahu bahwa di kaki langit terlihat cahaya kemerah-merahan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved