Catatan Syamsu Alam Darwis
Gumbang di Tengah Covid-19
Ruwa-ruwasi lise gumbangmu. Anengnengko narekko dee maratte limai lise’na.
Oleh: Syamsu Alam Darwis
Direktur Azkia Institute Jakarta
PADA usia masih kelas V SD, saat pulang kampung, rumah rumah di Kampung Bugis, Ancu, Kajuara Bone, Provinsi Sulawesi Selatan (155 km dari Makassar), selalu ada gumbang, semacam guci besar terbuat dari tanah liat.
Posisinya tepat di samping tangga. Biasanya ada batu gunung ukuran satu meter sebagai landasan menopang tangga.
Berfungsi sebagai tempat untuk mencuci kaki dan tangan sebelum anggota keluarga atau tamu naik ke rumah.
Sebelum WHO mendeklarasikan protokol kesehatan diri, kearifan lokal kakek nenek kita di kampung halaman ternyata sudah melakoni tradisi baik ini: menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga hidup lebih terjaga. Selalu sehat dan jarang sakit.
Satu kampung, tetangga empat puluh rumah ke kiri dan ke kanan, semuanya terbilang keluarga.
• Paramedis, Kita, dan Kurikulum Kehidupan
• Update Corona di Sulsel 11 April 2020 Pukul 10.00 WITA, 168 Pasien Positif di 11 Kabupaten
Di belakang rumah panggung, paman dan sanak keluarga bercocok tanam padi dan palawija. Saat panen, selain dikonsumsi oleh keluarga juga dibagi antar tetangga.
Di depan rumah terbentang tambak- tambak milik keluarga, ada ikan bandeng dan udang jumbo.
Bila ada yang sakit, Paman Puang Abdullah yang juga Kepala Sekolah SD di kampung itu tinggal memanggil mantri kesehatan.
Pak Sulaimang namanya. Ia melayani anak-anak desa yang sakit dengan senyumnya yang merekah. Indah sekali.
Tatkala masuk ke ruang tamu di rumah panggung yang semuanya terbuat dari kayu, beratap genteng tanah liat itu, masih teringat ada hiasan kaligrafi di dinding.
Sebuah pesan wasiat Baginda Rasulullah SAW terpajang rapih, “Gunakanlah yang lima sebelum datang yang lima: Masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Masa kayamu sebelum masa miskinmu. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.”
Hiasan kaligrafi itu seakan-akan selalu menasihati siapa saja yang masuk ke ruang tamu itu, baik keluarga sanak saudara ataupun tamu yang datang berkunjung.
Masa muda sebelum tua, masa muda merupakan masa paling produktif bagi setiap orang, sehingga kita merasa perlu untuk membiasakan diri melakukan amal saleh sedari muda, kebiasaan membangun batu bata kebajikan saat muda akan terbawa hingga tua.
Utamanya saat sekarang ini virus Covid-19 begitu cepat menyebar.