Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Artikel Guru Besar FKG Unhas

Covid-19 dan Antisipasi Rute Transmisi Praktik Dokter Gigi

Ditulis Guru Besar FKG Unhas Prof Dr drg Muhammad Harun Achmad MKes SpKGA(K)

Editor: Jumadi Mappanganro
Dokumen M Harun Achmad
Guru Besar FKG Unhas Prof.Dr.drg. Muhammad Harun Achmad, M.Kes.,Sp.KGA(K) 

Ketika perangkat gigi bekerja di rongga mulut pasien, sejumlah besar aerosol dan droplet yang bercampur dengan saliva pasien atau bahkan darah akan dihasilkan. Partikel-partikel droplet dan aerosol cukup kecil untuk tetap berada di udara dalam waktu yang lama sebelum mereka menetap di permukaan lingkungan atau memasuki saluran pernapasan.

Dengan demikian, 2019-nCoV memiliki potensi untuk menyebar melalui droplet dan aerosol dari individu yang terinfeksi di klinik perawatan gigi dan rumah sakit perawatan gigi dan mulut.

Penyebaran melalui kontak

Seringnya kontak secara langsung ataupun tidak langsung antara dokter dengan cairan manusia dan instrumen gigi yang terkontaminasi atau permukaan lingkungan kerja membuat rute yang memungkinkan untuk penyebaran virus.

Selain itu, mukosa konjungtiva, hidung, atau rongga mulut dokter gigi dan pasien lain dalam jarak dekat kemungkinan berkontak  dengan droplet dan aerosol yang mengandung mikroorganisme yang dihasilkan dari individu yang terinfeksi melalui batuk dan berbicara tanpa masker.

Strategi pengendalian infeksi yang efektif diperlukan untuk mencegah penyebaran 2019-nCoV melalui rutinitas kontak ini.

Penyebaran melalui permukaan

Virus corona manusia seperti SARS-CoV, Middle East Respiratory Syndrome coronavirus (MERS-CoV), atau virus corona manusia endemik (HCoV) dapat bertahan pada permukaan seperti logam, kaca, atau plastik hingga beberapa hari.

Oleh karena itu, permukaan yang terkontaminasi yang sering disentuh pada tempat pelayanan kesehatan merupakan sumber potensial penularan coronavirus. Droplet dan aerosol pada praktik dokter gigi yang dari pasien yang terinfeksi, kemungkinan mencemari seluruh permukaan di klinik gigi.

Selain itu, ditunjukkan bahwa HCoV tetap dapat menginfeksi selama 2 jam hingga 9 hari pada suhu ruangan, dan bertahan lebih baik pada kelembaban 50% dibandingkan dengan kelembaban relatif 30%.

Dengan demikian, menjaga lingkungan yang bersih dan kering di klinik gigi akan membantu mengurangi persistensi penyebaran 2019-nCoV.

Infeksi di Klinik

Para dokter gigi harus mampu mengantisipasi penyebaran 2019-nCoV dengan cara mengidentifikasi pasien yang kemungkinan telah mengalami infeksi 2019-nCoV, dan harus memiliki keilmuan tindakan perlindungan ekstra apa yang harus dilakukan selama praktik untuk mencegah penularan 2019-nCoV.

Di sini kami merekomendasikan langkah-langkah pengendalian infeksi yang harus diikuti oleh dokter gigi, terutama mengingat fakta bahwa aerosol dan droplet dianggap sebagai rute penyebaran utama 2019-nCoV.

Evaluasi pasien

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved