Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Artikel Guru Besar FKG Unhas

Covid-19 dan Antisipasi Rute Transmisi Praktik Dokter Gigi

Ditulis Guru Besar FKG Unhas Prof Dr drg Muhammad Harun Achmad MKes SpKGA(K)

Editor: Jumadi Mappanganro
Dokumen M Harun Achmad
Guru Besar FKG Unhas Prof.Dr.drg. Muhammad Harun Achmad, M.Kes.,Sp.KGA(K) 

2019-nCoV juga dapat ditularkan secara langsung atau tidak langsung melalui saliva. Salah satu laporan kasus infeksi 2019-nCoV di Jerman menunjukkan bahwa penularan virus juga dapat terjadi melalui kontak dengan pasien tanpa gejala.

Penelitian telah menunjukkan bahwa 2019-nCoV dapat menyebar melalui udara melalui aerosol yang terbentuk selama prosedur medis. Patut dicatat bahwa RNA 2019-nCoV juga dapat dideteksi dengan pengujian rRT-PCR dalam spesimen feses yang dikumpulkan pada hari ke 7 setelah pasien sakit.

Namun, rute transmisi aerosol dan rute transmisi fecal-oral yang bersangkutan masih perlu dipelajari dan dikonfirmasi lebih lanjut.

Klinik Dokter Gigi

Karena 2019-nCoV dapat ditularkan langsung dari satu orang ke orang lain melalui droplet, bukti lain yang muncul menunjukkan bahwa virus juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dan beberapa benda yang mungkin mengtransmisi virus.

Selain itu, masa inkubasi tanpa gejala untuk orang yang terinfeksi 2019-nCov telah dilaporkan yaitu selama1–14 hari, dan setelah 24 hari orang tersebut harus dilaporkan, dan dipastikan bahwa mereka yang tanpa gejala dapat menyebarkan virus. Virus tersebut dapat hidup dalam saliva orang yang terinfeksi dengan metode kultur virus.

Pasien dan dokter gigi dapat terpapar mikroorganisme patogen, termasuk virus dan bakteri yang menginfeksi rongga mulut dan saluran pernapasan. Perawatan gigi selalu membawa risiko infeksi 2019-nCoV karena kekhususan prosedurnya.

Itu karena melibatkan komunikasi tatap muka dengan pasien, dan sering terpapar saliva, darah, dan cairan tubuh lainnya, serta penggunaan instrumen yang tajam.

Mikroorganisme patogen dapat ditransmisikan selama perawatan gigi melalui inhalasi mikroorganisme di udara yang dapat tetap tersuspensi di udara untuk jangka waktu yang lama, kontak langsung dengan darah, cairan oral, atau cairan lain dari tubuh pasien.

Juga dapat melalui kontak mukosa konjungtiva, hidung, atau mulut dengan droplet dan aerosol yang mengandung mikroorganisme yang dihasilkan dari individu yang terinfeksi dalam jarak dekat melalui batuk maupun berbicara dengan pasien tanpa menggunakan masker dan kontak tidak langsung dengan instrumen yang terkontaminasi dan / atau permukaan lingkungan.

Infeksi dapat terjadi melalui salah satu dari kondisi yang terlibat pada seseorang yang terinfeksi di klinik gigi dan rumah sakit, terutama selama wabah 2019-nCoV.

Penyebaran melalui udara

Penyebaran SARS-Cov melalui udara (severe acute respiratory syndrome coronavirus) dilaporkan dengan baik dalam banyak literatur. Penelitian menunjukkan bahwa banyak prosedur perawatan gigi yang menghasilkan aerosol dan droplet yang terkontaminasi virus.

Dengan demikian, penularan 2019-nCoV melalui aerosol dan droplet adalah masalah paling penting di klinik gigi dan rumah sakit gigi dan mulut, karena sulit untuk menghindari pembentukan aerosol dan droplet dalam jumlah besar yang bercampur dengan saliva pasien dan bahkan darah selama perawatan gigi.

Selain batuk dan pernapasan pasien yang terinfeksi, perangkat gigi seperti handpiece gigi berkecepatan tinggi yang menggunakan gas berkecepatan tinggi untuk menggerakkan turbin berputar dengan kecepatan tinggi dan bekerja dengan air yang mengalir.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved