Bosowa
Update! 167 Positif Virus Corona atau Covid-19 di Sulsel, PT Bosowa Energi Sumbang 2 Ventilator
Update! 167 positif Virus Corona atau Covid-19 di Sulsel, PT Bosowa Energi sumbang 2 ventilator ke Pemprov
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Bosowa Corporation, kembali memberikan bantuan penanganan medik penanggulangan pandemi Virus Corona atau Coronavirus Disease 2019 ( Covid-19 ) di Sulawesi Selatan ( Sulsel ).
Hari Jumat (10/9/2020), Dewan Pembina Bosowa Peduli, Melinda Aksa, menyerahkan 2 unit mesin bantu pernafasan atau ventilator untuk penyembuhan pasien positif Covid-19 kepada Ketua Gugus Tugas TPP Covid-19 Sulsel Nurdin Abdullah.
Seremoni penyerahan digelar di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Jumat (10/4/2020).
"Bosowa ini bisa jadi contoh kepedulian tinggi dunia usaha untuk bantu kami menahan wabah ini," ujar Nurdin Abdullah dan menghaturkan terima kasih.
Hadir dalam sermoni itu antara lain Pembina Bosowa Foundation Munafri Arifuddin dan Melinda Aksa, Komisaris PT Bosowa Energi Azhari Sirajuddin, dan Direktur Bosowa Peduli Marini Mallaginie.
Bantuan 2 unit ventilator E5 Mindray 12,5 inc seharga ratusan juta rupiah dari Bosowa Energi dan SSP ini, menyusul paket bantuan penanangan medik yang diberikan ke laboratorium biomedik Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin ( Unhas ), Selasa (7/4/2020) lalu.
Dalam catatan Tribun-Timur.com, Bosowa adalah corporate pertama di Sulsel yang fokus unjuk peduli ke moda rehabilitasi medik Covid-19.
"Ventilator untuk penyembuhan pasien positif, reagen swab rapid test, untuk bantu menjangkau warga yang dalam pengawasan dan pantauan," ujar Melinda Aksa.
Direktur Bosowa Peduli, Marini Manggalanie menyebut kini pihaknya sudah masuk ketiga tahap tanggap darurat Covid-19.
Tahap pertama pencegahan berupa pembagian 25 ribu masker, penyemprotan disinfektan, pembagian hand sanitizer, dan kampanye pencegahan ke warga umum, serta social action.
Tahap bantuan kedua penindakan dan pengujian sampel bagi pasien dalam pengawasan, atau orang dalam pemantauan (PDP/ODO) lberupa Alat Real Time PCR guna diagnostik novel virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19.
Bantuan tahap kedua berupa unit BIo Safety Covid level 2 A2 yang mengolah sampel dengan tingkat keamanan tinggi, dan 20 ribu unit Swab nasofaring (bahan pengambilan sampel swab hidung dari pasien).
"Ini yamg diserahkan ke Unhas secara bertahap juga berupa micropippet, unit reagen pemeriksaan Covid-19," kata Marini Mallagennie merinci.
Saat penyerahan bantuan di kampus Unhas, Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina menyampaikan terima kasih kepada Bosowa Peduli yang telah membantu dalam penanganan Covid-19.
"Alhamdulillah, terima kasih kepada Bosowa Peduli yang telah penanganan Covid-19," ujarnya.
Marini Mallagennie berharap dengan bantuan tersebut dapat memberi manfaat bagi warga Sulsel.
"Kami berharap agar bantuan ini dapat memberi manfaat bagi warga Sulsel khususnya Makassar, dan dengan alat ini kita bisa deteksi dini mereka yang positif Covid-19. Apalagi kita tahu, dari 1 juta penduduk indonesia, hanya 36 yang dapat diperiksa dengan teknologi yang ada di Indonesia saat ini, jadi sangat terbatas," katanya.
Kini hingga Jumat (8/4/2020) ada 167 pasien terinfeksi Virus Corona di Sulsel, 24 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 11 meninggal.
Demikian data dari laman covid19.go.id yang diperbarui (di-update), Jumat (10/4/2020), pukul 16:00 WIB.
Pentingnya Ventilator untuk Kesembuhan Pasien
Pasien yang terinfeksi Virus Corona dan mengalami gagal napas jamak membutuhkan ventilator.
Fungsi ventilator adalah untuk membantu seseorang yang mengalami kesulitan bernapas.
Menurut American Thoracic Society, kadar oksigen alat ventilator yang digunakan untuk membantu pernapasan pasien lebih tinggi daripada alat bantu oksigen lainnya.
Alat ventilator juga membantu paru-paru tetap mengembang, sehingga kantung udara di paru-paru tidak mengempis.
1. Kapan pasien Covid-19 butuh ventilator?
Dikutip dari Health, menurut data dari kasus infeksi Virus Corona di China, sebanyak 47-71 persen pasien Covid-19 membutuhkan bantuan mesin ventilator untuk bernapas.
Prof David Story dari University of Melbourne menjelaskan, sebelum memberikan mesin bantuan pernapasan atau ventilator, dokter terlebih dulu memastikan ada gejala gagal napas pada pasien.
"Napas pasien jadi lebih cepat, pasien tampak tertekan, kadar CO2 dalam darah naik, mereka juga mengalami kebingungan," kata dia, seperti dilansir Guardian, Kamis (26/3/2020).
Menurut Story, orang normal dapat bernapas 15 kali per menit.
Sedangkan pasien dengan gejala gagal napas bisa bernapas sampai 28 kali per menit.
Dalam kondisi berbeda, sebelum memasang mesin ventilator, dokter umumnya mengupayakan jalan lain untuk meningkatkan kadar oksigen pasien.
Metode yang lebih minim resiko (noninvasif) ini dilakukan dengan pemberian oksigen lewat masker atau tabung oksigen.
Namun, para staf medis umumnya menghindar metode noninvasif karena karena pasien tetap batuk dan muntah.
Hal itu, meningkatkan risiko Virus Corona menular ke staf medis.
2. Berapa lama pasien Covid-19 butuh ventilator?
Dokter umumnya segera memasang alat ventilator begitu pasien mengalami gagal napas.
Pada kasus Covid-19 yang kondisinya sudah parah atau mengalami sindrom gangguan pernapasan akut, pasien membutuhkan ventilator untuk memberikan volume oksigen yang kecil namun kadarnya lebih tinggi.
Dengan kondisi parah, pasien bisa menggunakan ventilator selama berminggu-minggu.
Untuk menghindari risiko komplikasi dari iritasi akibat pemasangan selang ventilator masuk ke tenggorokan, dokter memasang selang ventilator melalui lubang buatan yang dibuat di bagian depan leher pasien Covid-19.
"Tanpa bantuan ventilator, pasien Covid-19 yang sudah mengalami sindrom gangguan pernapasan akut bisa fatal," jelas Story.
Di tengah keterbatasan ventilator dan melonjaknya kasus positif Covid-19, dibutuhkan tindakan preventif untuk mencari solusi konkret mencegah membeludaknya pasien ke tempat perawatan kritis.
Masyarakat bisa berkontribusi menyelamatkan jiwa orang lain dengan turut mencegah penularan Virus Corona.
Caranya dengan disiplin tinggal di rumah, menjaga jarak fisik dengan orang lain minimal satu meter dengan sekitarnya, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker saat sakit.(tribun-timur.com/kompas.com/the guardian/health/american thoracic society)