Virus Corona
Pakar Unhas: Kasus Covid-19 di Sulsel Akan Capai 143.390, Gubernur Ogah PSBB karena Takut Kelaparan
Pakar Unhas: kasus Covid-19 di Sulsel akan capai 143.390, Gubernur belum mau PSBB karena takut warga kelaparan.
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pakar Unhas: kasus Covid-19 di Sulsel akan capai 143.390, Gubernur belum mau PSBB karena takut warga kelaparan.
Pandemi Virus Corona atau Covid-19 di Sulsel ( Sulawesi Selatan ) butuh penanganan lebih serius lagi.
Tanpa mengabaikan kinerja Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Sulsel yang sudah tiga kali berganti ketua, masyarakat masih ingin melihat kehadiran nyata pemerintah dalam melakukan perlawanan terhadap Virus Corona.
Tim gabungan pakar Universitas Hasanuddin (Unhas) telah membuat modeling Covid-19 di Sulsel.
Tim ini menyimpulkan, tanpa ada intervensi (baseline) perkiraan jumlah kasus positif Covid-19 di Sulsel akan mencapai 143.390 orang atau 1,6 persen dari jumlah penduduk Sulsel.
Jumlah penduduk Sulsel pada 2019 sebanyak 8,82 juta jiwa.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 28.678 orang yang memerlukan perawatan di rumah sakit dan 5.736 diantaranya butuh perawatan intensif.
• Hasil Riset Terbaru: Puncak Penyebaran Virus Corona Tak Lama Lagi, Jadwal Pandemi Covid-19 Berakhir
Prediksi itu estimasi dari penelitian pakar Unhas dari Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas, Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alama FMIPA Unhas, dan Departemen Matematika FMIPA Unhas.
DPRD Sulsel belum melihat keseriusan pemprov menangani Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel dr Muhammad Ichsan Mustari pesimistis bisa menahan laju pertambahan kasus positif Covid-19 dengan melihat kesadaran masyarakat yang dinilai masih sangat rendah.
Sementara Gubernur Nurdin Abdullah (NA) memastikan tidak akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), seperti yang diberlakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai Jumat (10/4/2020).
• BIN Prediksi Kasus Virus Corona di Indonesia Akhir Juni 105.765, Aliyah Mustika: Penting Digagalkan
Dinkes Sulsel mengonfirmasikan, hingga pukul 18.38 wita Selasa (7/4/2020), pasien positif Corona bertambah 10 orang, dari 112 menjadi 122.
Dari 10 pasien positif Corona, 8 pasien diantaranya di Makassar, 1 pasien dari Sidrap dan 1 pasien dari Gowa.
"Sementara data yang sembuh ada dua. Salah satunya Alhamdulillah saya," kata dr Muhammad Ichsan Mustari.

Artinya sudah ada 23 pasien yang sembuh.
Pasien positif yang meninggal bertambah 2, dari 9 menjadi 11.
Bila dipersentasekan, dari 122 pasien positif Corona, 11 pasien (9%) meninggal, 88 pasien (72,1%) masih dirawat, dan sembuh 23 pasien (18,9%).
Sementara, Pasien dalam Pengawasan (PdP) naik dari 282 pasien menjadi 306 pasien. Artinya naik sekitar 24 pasien.
Dari 306 PDP, ada 11 pasien (3,6%) meninggal, 33 pasien (10,8%) sehat dan sisanya 262 pasien (85,6%) diisolasi di rumah sakit rujukan dan penyangga.
Sedangkan Orang dalam Pemantauan (OdP) naik, dari 2.308 orang menjadi 2.399 orang.
Artinya naik sekitar 91 orang.
Dari 2.399 ODP, ada 1.730 orang (72,1%) dalam proses pemantauan, dan 669 orang (27,9%) selesai pemantauan.
Terkait data pasien positif di Pangkep, Kadinkes Sulsel memastikan, sesuai data yang dia terima, sudah dua positif Covid-19 di Pangkep.
“Kemarin saya terima laporan tambah 1 pasien positif di Pangkep, jadi sudah 2,” ujar dr Muhammad Ichsan Mustari.
Juru Bicara Tim Gugus Pencegahan Covid-19 Pangkep, dr Annas Ahmad, Selasa (7/4/2020) petang, mengaku belum menerima konfirmasi adanya tambahan pasien positif di Pangkep.
"Hingga saat ini, tercatat satu pasien yang positif Virus Corona,' ujar Annas.
Ia menjelaskan, ada seorang PDP yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Batara Siang (RSBS), dan sampelnya sudah dikirim ke BBLK untuk diuji swab.
Pihaknya masih menunggu hasil swabnya.
"Tes swab ini nanti menentukan hasil pemeriksaan seseorang pasien, apakah negatif atau positif. Makanya satu pasien RSBS ini sedang ditunggu hasil uji swabnya. Jadi untuk sementara baru satu yang kita rawat berstatus positif dan semoga tidak ada tambahan,” jelas Annas.
Prediksi Pakar
Tim pakar gabungan dari Unhas memprediksi puncak pandemik di Sulsel terjadi pada akhir bulan Mei dengan jumlah kasus diperkirakan sekitar 80 ribu.
Puncak pertambahan kasus baru di diperkirakan terjadi pada hari ke-30, atau tanggal 17 April 2020.
“Modeling ini penting dipaparkan agar ada bayangan seperti apa besaran masalah yang akan dihadapi selama pandemi global itu merebak, sehingga bisa dilakukan persiapan logistik yang dibutuhan untuk menghadapi masalah tersebut,” kata Ketua Tim Unhas untuk Modeling Kasus Covid-19 di Sulsel, Ansariadi PhD.
Metode yang digunakan dalam modeling kasus tersebut ada dua yakni estimasi jumlah total kasus berdasarkan estimasi attack rate dalam populasi.
Itu dihitung dari estimasi attack rate scenario 1,6%, 20% dan 30% (ECPDPC, 2020).
Kemudian jumlah penduduk Sulsel 8,851,240 (BPS, 2019) dan data positif Covid-19, dibandingkan Tempat Tidur, ICU, Ventilator (Kemenkes data from SIRS Yankes).
Kemudian metode kedua modeling kurva peningkatan kasus Richard’s Curve.
Hasilnya, estimasi dari dua model perkiraan total yang terinfeksi di Sulsel berjumlah 143,390, perkiraan yang asymptomatic atau gejala ringan 70.000 sampai 80.000 orang.
“Kami membuat modeling tersebut setelah melakukan Zoom call dengan tim Gugus Covid Sulsel pekan lalu. Dan kami mendapatkan informasi bahwa Tim Gugus belum memiliki prediksi kasus Covid di Sulsel," kata Ansariadi.
Alasan Gubernur Ogah Berlakukan PSBB
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan, masih enggan memberlakukan PSBB seperti di Jakarta.
Mantan dosen ilmu pertanian Unhas itu mengaku memiliki pertimbangan yang cukup besar bila ingin memberlakukan PSBB di Sulawesi Selatan.
"Kita harus lebih hati-hati memberlakukan (PPSB) di Sulsel karena tidak semua wilayah itu sama dari 24 kabupaten/kota. Episentrum penyebaran itu mulai dari Makassar terus daerah penyangga kita Gowa dan Maros. Nah, ini sekarang kita fokus di sini," ujar Nurdin Abdullah saat menjawab pertanyaan wartawan, Selasa (7/4/2020), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Bila ingin menerapkan PSBB, maka beberapa warga yang bekerja sebagai petani terancam kelaparan dan terancam tak akan memanen hasil tanamannya.
Terlebih, saat ini sudah memasuki musim tanam produk pangan.
"Kita jangan lupa Sulsel ini adalah penyangga pangan nasional. Bagaimana nantinya kalau petani kita rumahkan. Sekarang ini lagi musim tanam jangan sampai bukan Corona yang membunuh kita tapi kita mati kelaparan. Ini mungkin perlu kita pikirkan bersama," tuturnya.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi Sulsel telah melakukan berbagai cara untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Selain itu, Nurdin Abdullah juga melarang para PNS untuk mudik ke kampung halaman. "
Ini kita sedang men-tracing. Kita coba lakukan bagaimana isolasi wilayah ini kita lakukan apakah mulai dari RT, RW, Kelurahan, kecamatan. Tentu ini ada risikonya. Tak akan mungkin orang makan tanpa diberi bekal," tutur Nurdin Abdullah.(*)