corona virus
Hikmah dari CORONA; Saatnya Pengusaha Ubah Orientasi dari Profit ke Benefit
Artikel singkat ini disarikan dari catatan WAGs Prof Dr Irawan Yusuf PhD; dosen Fakultas kedokteran Unhas, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
Inilah momentum yang paling tepat untuk melakukan transformasi cara berpikir kita.Baik itu individu, institusi pemerintah, bisnis, pendidikan dan sebagainya harus melakukan transformasi dari orientasi profit ke benefit. Dari orientasi keuntungan pribadi, ekonomi jangka pendek ke manfaat/value jangka panjang bagi peradaban manusia.
Institusi, bisnis dan individu yang hanya mementingkan profit dan memanfaatkan krisis ini untuk mendapat keuntungan sebanyak banyaknya tidak dapat survive dalam jangka panjang.
Individu, bisnis dan institusi yang memberikan benefit bagi masyarakatlah yang akan survive. Mereka menjadikan trust, empati, kemaslahatan, keadilan dan kepedulian sebagai nilai yang menjadi dasar mereka berbisnis dalam masa krisis ini.
Hal tersebut akan menjadi modal utama mereka untuk berbisnis setelah krisis ini selesai.
Dalam konteks individu, menjadikan profit sebagai tujuan dalam masa krisis ini saya ibaratkan mereka hanya memikirkan dunia.
Tetapi mereka yang memanfaatkan masa krisis ini dengan menjadikan benefit jangka panjang sebagai tujuan mereka, sama dengan membangun masa depan akhirat mereka.
Mereka yang keluar jadi pemenang dalam pertarungan ini adalah yang mampu melakukan transformasi dari profit ke benefit.
Mengapa?
Karena kalau sekedar mencari profit tidak perlu upaya cerdas. Cukup hitung berapa modal dan berapa harga jual.
Selisihnya adalah profit yang diperoleh.
Tetapi untuk menghasilkan benefit, diperlukan upaya-upaya cerdas dan inovatif yang justru menjadi modal utama mereka pasca krisis ini. (*)
~~

Prof Dr Irawan Yusuf PhD adalah dosen Fakultas kedokteran Unhas. Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhD. lahir di Makassar pada tanggal 11 Februari 1957. Ia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada tahun 1984 dan melanjutkan pendidikan S-3 dalam bidang molecular and cellular cardiac electrophysiology di School of Medicine Universitas Hiroshima, Jepang pada tahun 1992.