Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BREAKING NEWS

Andi Darussalam Tabussalla ADS Positif Covid-19) ( Virus Corona ), 'Saya Ikhlas Apa Allah Berikan'

Andi Darussalam Tabussalla ADS positif terinfeksi Virus Corona ( Covid-19), tempat eks Ketua KONI Sulsel dan eks Manajer Timnas Indonesia itu dirawat

Penulis: Alfian | Editor: Edi Sumardi
DOK TRIBUN TIMUR
Mantan Ketua KONI Sulsel dan mantan Manajer Timnas Indonesia, Andi Darussalam Tabussalla ADS positif terinfeksi Virus Corona ( Covid-19). Diumumkan, Selasa (7/4/2020). Kini, dia dirawat di RS Unhas, Makassar, Sulsel. 

Rata-rata pasien berusia 35 hingga 75 tahun.

Hasilnya, beban virus berada pada situasi tertinggi saat 7 hari pertama setelah gejala muncul lalu menurun secara bertahap, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Gambar mikroskop elektron pemindai ini menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (merah). Sampel virus diambil dari seorang pasien AS yang terinfeksi. Para ahli menambahkan gambar agar lebih tampak.
Gambar mikroskop elektron pemindai ini menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (merah). Sampel virus diambil dari seorang pasien AS yang terinfeksi. Para ahli menambahkan gambar agar lebih tampak. (LIVE SCIENCE)

"Beban virus di minggu pertama membuat virus bertransmisi dari satu orang ke orang lain dengan mudah sebelum mereka dirawat di rumah sakit," ucap Kelvin To Kai-wang, profesor asosiasi klinis di Departemen Mikrobiologi, University of Hong Kong.

Sejauh ini, virus telah menginfeksi lebih dari 400 ribu orang di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian sekitar 16 ribu orang.

Virus ini diketahui lebih sering menyerang orang golongan tua dan bisa menetap dalam tubuh manusia selama hampir satu bulan.

Bahkan, dalam sebuah kasus, virus baru terdeteksi 25 hari setelah pasien menunjukkan gejala.

To mengatakan ada kemungkinan pasien harus diisolasi untuk waktu yang lebih lama.

"Sepertiga dari pasien kami melepaskan virus setelah 20 hari atau lebih," ujarnya.

Di China, pasien diisolasi selama 14 hari setelah keluar dari rumah sakit dan 14 hari lagi di rumah mereka masing-masing.

Berbeda dengan di Hong Kong, pasien yang telah keluar dari rumah sakit tidak diizinkan melakukan isolasi mandiri.

Mereka harus tetap dipantau oleh petugas medis untuk melihat progres penyembuhan mereka.

Lebih lanjut, To menjelaskan pelepasan virus yang lama tidak berarti pasien terinfeksi untuk waktu yang lama.

Karena tes yang mereka lakukan hanya mendeteksi keberadaan genom virus (asam nukleat virus), bukan virus yang hidup.

"Namun, jika dilihat dari kacamata kontrol infeksi, kami harus berasumsi bahwa setiap orang yang memiliki asam nukleat virus telah terinfeksi dan harus mengisolasi pasien lebih lama untuk mengurangi risiko," kata To.

Namun, To melanjutkan, ruang isolasi yang ada mungkin tidak cukup untuk menampung pasien dalam jumlah banyak.

Para peneliti menganjurkan akan lebih baik jika pasien mengumpulkam sampel air liur mereka daripada menunggu para tenaga medis melakukan usap tenggorokan dan hidung.

Sebab, usap tenggorokan dan hidung dapat menyebabkan pasien batuk dan bersin yang menghasilkan aerosol.

Hal ini dapat menyebabkan para tenaga medis berisiko terinfeksi Virus Corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.(tribun-timur.com/kompas.com)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved