Corona Cepatlah Berlalu! Kami Rindu Bernyanyi di Tribun Stadion
Sangat disayangkan wabah merajalela ketika kami sedang haus-hausnya hiburan dari para seniman lapangan hijau.
Oleh Sadakati Sukma
Sekjen Komunitas Suporter Red Gank
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Corona seakan telah menciptakan kiamat kecil bagi penghuni bumi.
Banyak yang terinfeksi hingga nyawanya tak terselamatkan.
Ada pula yang masih berjuang di kamar isolasi.
Tak boleh berinteraksi dengan keluarga maupun kerabat agar rantai virus ini tidak semakin meluas.
Manusia sedunia dihinggapi rasa takut. Cemas dan panik.
Kita semua berdiam si rumah. Mengurung diri atau terkurung lebih tepatnya.
Kita dipaksa berjarak, Physical Distancing istilah yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO).
Sepak bola ikut terdampak. Lapangan tak terpakai dan stadion terkunci.
Pemain latihan sendiri di rumah masing-masing untuk sekadar jaga kondisi selama masa darurat.
Suporter pun harus ‘libur’ sementara memberi dukungan langsung di stadion.
Di Italia yang dikenal sebagai salah satu ‘jagoan’ sepak bola pun takluk di hadapan corona.
Tak sedikit pesepak bola Negeri Pizza terpapar virus dengan nama ilmiah Covid-19 itu.
Bagaimana di Indonesia?
Virus ini ampuh menghentikan kompetisi yang baru saja kick off pada 29 Februari 2020 lalu.
Usai menginjak pekan ke-3, kompetisi vakum sementara.
Tidak menutup kemungkinan dihentikan tahun ini.
PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia bisa mengambnil keputusan tersebut jika pemerintah memperpanjang status darurat bencana setelah 29 Mei.
Sangat disayangkan wabah merajalela ketika kami sedang haus-hausnya hiburan dari para seniman lapangan hijau.
Kami pulang kerja diikuti lelah. Hanya atraksi pemain lah penawarnya.
Corona cepatlah berlalu. Kami sangat rindu tribun stadion.
Suporter, sebagai “pemain ke-12" sangat menantikan kembali bernyanyi dan meneriakkan dukungan kepada skuat PSM melalui rumah kedua kami: tribun. Tempat menunjukkan segala rasa cinta. (*)