Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kapan Corona Indonesia Berakhir

Hasil Penelitian Ilmiah Simulasi Kapan Virus Corona Indonesia Berakhir dan Puncak Penularannya

Berikut Hasil penelitian Corona Indonesia dan simulasi Kapan Corona Indonesia Berakhir serta Puncak Penularannya

Editor: Mansur AM
Shutterstock
Berikut Hasil penelitian Corona Indonesia dan simulasi Kapan Corona Indonesia Berakhir serta Puncak Penularannya 

Ternyata, secara matematik, ditemukan bahwa model Richard’s Curve Korea Selatan adalah yang paling cocok (kesalahannya kecil) untuk disandingkan dengan data kasus terlapor Covid-19 di Indonesia jika dibandingkan dengan model yang dibangun dari data negara lain (kesesuaian ini terjadi saat Indonesia masih memiliki 96 kasus).

"Jadi begini, saat saya menuliskan hal tersebut saya melihat data update per tanggal 14 Maret 2020. Indonesia masih berada di titik 96, lalu difitting data dari beberapa negara yang saat itu sudah terlebih dahulu memiliki data, dan pelakukan penanganan pencegahan," kata Nuning Nuraini kepada Kompas.com, Senin (23/3/2020).

Penyemprotan disinfektan oleh Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI bersama dengan petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Kota Makassar, di Masjid Raya Makassar, Jl Masjid Raya, Makassar, Sulsel, Senin (23/3/3020). Penyemprotan disinfektan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Virus Corona ( Covid-19 ).
Penyemprotan disinfektan oleh Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI bersama dengan petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Kota Makassar, di Masjid Raya Makassar, Jl Masjid Raya, Makassar, Sulsel, Senin (23/3/3020). Penyemprotan disinfektan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Virus Corona ( Covid-19 ). (TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN)

"Dari negara-negara tersebut, saat itu Korsel memiliki selisih data terbaik dibanding yang lain. Sehingga dipilih model data Korsel. Jadi kecocokannya dilihat dari selisih error perhitungan. Itu saja. Padahal Korea telah melakukan penanganan yang cukup massive," katanya mengimbuh.

Hasil simulasi lewat model Richard's Curve dengan memasukkan data 14 Maret 2020 (dengan 96 kasus), tampak bahwa puncak penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah akhir Maret 2020, kemudian diprediksi berakhir pada pertengahan April 2020.

Perhitungan Simulasi Berubah

Namun karena kasus Covid-19 di Indonesia terus merangkak naik, perhitungan simulasi itu pun bergerak dan telah berubah.

"Namun data saat ini juga bertambah dan terus naik, akibatnya dinamika dari data akan memengaruhi perhitungan parameter model kurva Richard yang berakibat juga pada perubahan proyeksi, baik dari sisi akumulasi dan juga puncak kasus," kata Nuning Nuraini.

Karena model proyeksi ini "hanya" berdasarkan informasi data akumulasi kasus saja, akibatnya kenaikan kasus akan menyebabkan perubahan proyeksi.

"Puncak akan bergeser di sekitar minggu kedua atau ketiga April dan berakhir di akhir Mei atau awal Juni," katanya mengungkapkan.

Namun perlu dicatat, Nuning Nuraini mengatakan, hal ini bisa terwujud asal penanganan pencegahan dilakukan secara serius, sigap, dan disiplin oleh semua pihak mulai dari elemen individu, masyarakat sampai pada pemerintah dan berbagai instansi terkait.

Apakah satu bulan setelah puncak, wabah berakhir?

Nuning Nuraini berkata, pemodelan matematika tidak bisa menjawab dan memastikan apakah satu bulan setelah puncak maka penyebaran berakhir.

Dia berkata, puncak dan berakhirnya penyebaran sepenuhnya berkaitan dnegan banyak aspek.

"Tentu saja selesai secepatnya itu harapan kita semua. Dan model tidak bisa menjamin hal itu," katanya mengungkapkan.

Laporan tentang simulasi pemodelan penyebaran Covid-19 di Indonesia akan dimuat di jurnal asosiasi biomath Indonesia, Journal of Communication in Biomathematical Science (CBMS).

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved