Elitisme dan Penyelesaian Covid-19
Selain itu tidak adanya pemutusan mata rantai penularan secara total dengan merujuk pada aspek daerah yang masuk zona merah.
Oleh: Dr. Kaharuddin MPd
Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar
Sebagai insan masyarakat Indonesia ditengah wabah virus corona tetap berpikir positif terhadap kinerja pemerintah. Proses kebijakan yang diambil oleh pemerintah semoga tidak terkontaminasi dengan paradigma elitisme kebijakan. Konsep kebijakan yang terkontaminasi dengan elitisme sangat berbahaya dalam kehidupan berwarga negara, apalagi itu berkaitan dengan elitisme negara asing.
Walaupun kebijakan pemerintah belum menyentuh ruang publik secara kolektif seperti lalu lintas manusia, seperti bandara dan pelabuhan secara umum, sehingga masih kelihatan berbagai WNA keluar masuk. Seharusnya pintu-pintu tersebut harus ditutup atau diadakan pemeriksaan yang sangat ketat dalam menghindari issu elitisme asing di Indonesia.
Fenomena virus corona yang melanda masyarakat dunia dan Indonesia secara khususnya dari aspek penanganan cenderung lahir suatu dugaan. Kenapa negara lain membaikot berbagai barang impor, penerbangan dibatasi bahkan ditutup, sementara Indonesia masih terbuka lebar bagi WNA. Dugaan tersebut semakin menjadi tanda tanya, apakah terjadi elitisme asing sehingga Indonesia tidak bisa menentukan sikap terkait lalu lintas manusia di setiap bandara dan pelabuhan di seluruh Indonesia.
Elitisme Sosial
Elitisme sosial di tengan wabah virus corona akan melahirkan dua pilihan kebijakan. Kalau elitisme terkontaminasi dengan asing, maka yang diuntungkan adalah negara asing. Maka yang akan menjadi korban adalah masyarakat kita sendiri.
Elitisme sendiri merupakan suatu paham yang menempatkan suatu individu atau negara yang memiliki predikat lebih tinggi daripada individu atau negara lainnya, hal tersebut dilihat dari aspek sumbangsi dan pengorbanan.
Elitisme mendorong sekelompok orang merasa diri memiliki status sosial politik yang lebih tinggi karena partisipasi dan kepentingan daripada orang lain, terutama rakyat kebanyakan. Mencermati kasus virus corona ketika kebijakan masuk dalam ruang elitisme asing, maka harapan sosial untuk keluar dari wabah virus corona akan menjadi harapan palsu dan menjadi korban.
Tersorotnya ruang kebijakan yang tumpang tindih terletak pada tidak meratanya penyampaian informasi terkait kondisi yang melanda Indonesia terkait virus corona. Hal tersebut bisa saja melahirkan banyak keyakinan adanya kekuatan elitisme asing. Karena fungsi struktur pemerintah cenderung tumpang tindih dalam memberikan solusi ditengah kecemasan sosial.
Elitisme dalam kekuasaan demokrasi Indonesia telah menjadi polemik di tengah wabah virus corona sehingga proses kebijakan seakan-akan bertentangan dengan yang seharusnya. Salah satu di antara kebijakan yang bertentangan adalah lahirnya imbauan pembatasan kegiatan di rumah ibadah. Sementara lalu lintas keluar masuknya orang asing baik di bandara maupun di berbagai pelabuhan tidak dihentikan.
Fenomena tersebut di atas mengindikasikan adanya kekuatan elitisme secara struktural yang memengaruhi. Oleh karena itu, untuk menjaga independensi penyelesaian virus corona tersebut diperlukan ketegasan sistem dan komitmen, bukan terpenjara dalam kekuatan elitisme asing, dan mengorbankan masyarakat sendiri.
Bahaya Elitisme
Bahaya elitisme terhadap suatu negara terletak pada kebijakan yang tidak pro masyarakat. Apalagi elitisme tersebut terbangun dari kekuatan asing maka akan lahir bom waktu untuk kehancuran suatu negara. Elitisme dapat diklaim berbahaya karena dari aspek kebijakan dapat digunakan atau dikendalikan untuk menggambarkan situasi di mana kekuasaan terkonsentrasi di tangan sejumlah orang saja.
Penyelesaian wabah virus corona yang melanda Indonesia akan berlarut-larut dari aspek preventif apabila terjadi elitisme asing terhadap Indonesia di pemilihan 2019. Bahaya elitisme asing karena mereka yang berkorban atau bersikap membentuk elit terpilih dengan mengandalkan Intrinsik seperti, kekayaan, pergerakan dan kecerdasan.
Bahaya lain dari istilah elitisme ketika terkait dengan negara asing sebagai pembentuk elit di suatu negara dalam kerangka ilmu sosiologi dikenal dengan diskriminasi yang dapat mengorbankan orang lain. Maka lahir pertanyaan, apakah Indonesia telah masuk pada elitisme asing sehingga WNA masih bebas keluar masuk di Indonesia sementara virus corona siaga satu dan menjadi zona darurat yang mengancam kehidupan sosial.