Curhat Pilu Anak Dokter yang Meninggal Karena Covid-19 'Ayah Sesak Sendiri Meninggal Sendiri'
curhat pilu anak dokter yang Meninggal Karena Covid-19 'Ayah sesak nafas Sendiri Meninggal Sendiri'
TRIBUN-TIMUR.COM - curhat pilu anak dokter yang Meninggal Karena Covid-19 'Ayah sesak nafas Sendiri Meninggal Sendiri'
Memang benar kata orang-orang, bahwa nyawa itu ditangan Allah.
Tidak perlu takut virus jadi tidak perlu takut mati.
Berkeliaranlah diluar meski pemerintah sudah mengeluarkan maklumat agar di rumah saja. Kerja di rumah saja dan ibadah di rumah saja.
Pikiran seperti ini masih ada dibenak beberapa orang, yang tenang saja memilih untuk tetap nongkrong di cafe, liburan di tempat keramaian, mengadakan acara.
• Balasan Chat WhatsApp Ria Ricis Dilaporin Tetangga Karena Ngotot Syuting Konten Ditengah Covid-19
• Acara Pernikahan Berakhir Petaka, 37 Tamu Undangan Positif Corona, Bagaimana Kondisi Pengantin Baru?
Bagaimana seandainya yang membuat orang lain harus meregang nyawa adalah mereka-meraka yang membawa virus tersebut?
Setelah membaca cerita ini, apa kalian masih akan ngotot mengatakan jika tak perlu takut?
Cerita seorang anak yang ayahnya meninggal dunia karena berinteraksi dengan orang yang suspek virus Covid-19.
Seorang anak pekerja medis yang ayahnya meninggal dunia karena sesak usai memeriksa pasien suspect virus corona, curhat di media sosial.
Ia adalah putri dari Guru Besar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof Dr dr Bambang Sutrisna MHSc.
Ia meminta kasus ayahnya dijadikan pelajaran semua orang untuk tidak main-main dengan Covid-19 ini.
Pun kepada pasien yang sudah dinyatakan suspect virus corona, ia berharap agar mereka tidak kabur dari rumah sakit dan menghindar.
Sebab, dampaknya akan jadi mengerikan untuk orang lain, termasuk ayahnya.
Ya, ayahnya yang merupakan dokter tertular virus corona dari pasien suspect corona yang ia tangani.
Sang ayah meninggal dunia saat mendapat perawatan di ruang isolasi.
Kisah ini dibagikan oleh Leonita Triwachyuni pada akun Instagramnya @nonznonz.
Ia menceritakan kejadian pahit yang dialami keluarganya melalui Insta Story.
Menurutnya, sang ayah saat itu tak mengindahkan permintaan keluarga untuk tidak dulu praktek.
“Ya memang, ayah saya bisa dibilang bandel, disuru jangan praktek bilangnya kasihan orang dari jauh,” kata Leonita.
Namun, rupanya orang yang dikasihani sang ayah bukan sakit biasa.
“Ternyata pasien itu adalah suspek COVID dengan rontgen paru2 uda putih semua. Pasien tersebut yang pulang paksa dari Bintaro karena ini dan itu,” jelasnya.
Dari situ, sang ayah mengalami demam dan sesak.
“Dibawa ke RS, sesak gak membaik, saturasi terus turun, RJP, intubasi dan meninggal,” tulisnya.
Untuk itu, ia meminta kepada semua untuk tidak meremehkan virus corona.
“Saya tulis ini cuma mau minta tolong, plis utk yg punya pilihan, jangan bandel #dirumahaja dan yg udah di RS jangan bandel sampe pulang paksa,” tulisnya.
Kemudian ia pun menceritakan kesedihan yang dialami yang ayah sebagai pasien suspect Covid-19.
“Meninggal sendirian, sesak sendirian
Mau minta tolong? Gak ada perawat berjaga, ruangan isolasi tertutup, keluarga ga bisa lihat
Tahu apa yang papa lakukan pas sesak tadi malem?
Telpon anak dan mantunya, minta tolong,” kata dia.
• Balasan Chat WhatsApp Ria Ricis Dilaporin Tetangga Karena Ngotot Syuting Konten Ditengah Covid-19
• Acara Pernikahan Berakhir Petaka, 37 Tamu Undangan Positif Corona, Bagaimana Kondisi Pengantin Baru?
Ia pun sampai menelepon pihak rumah sakit karena keluarga yang berjaga tidak bisa masuk dan melihat kondisi sang ayah.
“Marah? Jelas saya marah karena ada orang egois macam kalian yang gak mau nurut dan bawa penyakit buat keluarga kita,” katanya.

Ia yang juga merupakan pekerja medis bahkan takut untuk pulang ke rumahnya.
Sudah dua minggu ia tak pulang, karena di rumahnya ada 2 orang berusia 60 tahun yang harus dilindungi.
“Saya gak punya pilihan untuk #dirumahaja karena saya masih jaga, saya gak dapat jatah swab dari RS karena terbatas, ya saya telan aja sendiri semuanya,” kata dia.
Ia juga memposting foto di mana keluarga hanya bisa menunggu sang ayah dari ruang tunggu, karena sang ayah kondisinya sangat buruk.
“Bisa lihat apa dari sini? Ga bisa liat apa2, aku ga tau gimana menderitanya papaku selain dari telepon kemarin malam. Pintu di sini juga berlapis2 jadi ga keliatan papa lagi apa, papa lagi diapain,” tuturnya.
Bahkan sampai sang ayah meninggal pun, keluarga tak memiliki foto jenazah saat dimakamkan dan dimandikan.
“Semua ga bisa kami lakukan bahkan sekedar memilih pemakaman yg diinginkan (dan sudah dibeli) papaku aja ga bisa,” tambahnya.
Sang ayah pun tidak bisa disemayamkan, sehingga tak ada keluarga yang bisa melihat.
“Boro2 disemayamkan, keluarga bahkan ga lihat wajah papaku sejak papaku masuk isolasi. Ga bisa juga nemenin saat papa sesak.
Sekarang yg tersisa cuma deretan bunga di depan rumah yg ga bisa bikin papa kembali,” tulisnya.
Ia pun berterima kasih kepada semua orang yang sudah mendoakan.
“Tapi sungguh kali ini aja aku harap org2 bisa lebih sadar bahwa #dirumahaja lebih baik. Dan semoga ga ada lagi yg ngotot pulang paksa dari rs ketika sudah dinyatakan harus rawat,” tutupnya.

• Balasan Chat WhatsApp Ria Ricis Dilaporin Tetangga Karena Ngotot Syuting Konten Ditengah Covid-19
• Acara Pernikahan Berakhir Petaka, 37 Tamu Undangan Positif Corona, Bagaimana Kondisi Pengantin Baru?
Dilansir dari Antara, Universitas Indonesia (UI) menyampaikan kabar atas meninggalnya Guru Besar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof Dr dr Bambang Sutrisna MHSc pada Senin (23/3) dan mengenang almarhum sebagai sosok yang suka membantu banyak orang.
"Kami lagi berduka atas kepergian beliau karena tadi pagi, Senin (23/3) saya mendapatkan informasi tersebut. Benar beliau telah meninggal dunia," ujar Humas UI, Amelita Lusia saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pihak UI masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium mengenai penyebab meninggalnya almarhum.
"Intinya kalau sudah ada hasil laboratorioum, nanti kami akan infokan mengenai penyebab almarhum meninggal apa," kata Amelita Lusia.
Menurut pihak UI, semasa hidup almarhum Prof Dr dr Bambang Sutrisna dikenal sebagai sosok yang baik dan peduli terhadap kemanusiaan.
"Almarhum juga dikenal selalu ingin membantu orang, terutama pasien di saat seperti sekarang," kata Humas UI tersebut.
Sebelumnya Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia atau IAKMI dalam akun resmi Instagram-nya mengabarkan duka cita yang mendalam atas wafatnya Guru Besar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof Dr dr Bambang Sutrisna, MHSc.
Guru Besar UI tersebut wafat pada Senin (23/3) di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta.
IAKMI, dalam akun resmi tersebut, juga menyampaikan bahwa Ilmu dan pengabdian yang almarhum berikan semasa hidupnya akan tetap kekal menjadi pendorong semangat bagi tenaga kesehatan yang sedang berjuang melawan virus corona (COVID-19) di Indonesia.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Curhatan Anak dr Bambang Sutrisna yang Meninggal karena Covid-19: Keluarga Gak Lihat Wajah Papa, https://bogor.tribunnews.com/2020/03/24/curhatan-anak-dr-bambang-sutrisna-yang-meninggal-karena-covid-19-keluarga-gak-lihat-wajah-papa?page=all.