Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

Puluhan Pastor Meninggal karena Virus Corona, Daftar Nama Sebagian dari Mereka

Puluhan pastor meninggal karena Virus Corona, daftar nama sebagian dari mereka.

Editor: Edi Sumardi
EPA-EFE/STR
Ilustrasi, pasien yang terinfeksi Virus Corona di Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, China, 26 Januari 2020. 

Di Keuskupan Cremona, Mgr Vincenzo Rini diberitakan meninggal karena Covid-19 pada Sabtu pekan lalu (14/3/2020) dalam usia 75 tahun.

Rini dikenal tak hanya sebagai pakar literatur dan novelis.

Dia juga menjalankan media keuskupan selama 30 tahun, dan sempat menjabat sebagai kantor berita keuskupan Italia.

Uskup Cremona, Antonio Napolioni, yang sempat dirawat selama 10 hari karena terinfeksi Virus Corona, disebut sudah pulih dan pulang Senin (16/3/2020).

Puluhan pastor yang meninggal karena Virus Corona tersebut diberitakan tidak akan mendapat upacara pemakaman, sama seperti korban lainnya.

Mengapa Korban Meninggal karena Infeksi Virus Corona di Italia Sangat Banyak?

Italia memiliki kasus infeksi Covid-19 terbanyak kedua di dunia, yaitu 27.980 kasus --kedua setelah China-- dan hampir 2.000 orang meninggal dunia.

Saat ini para peneliti sedang mempelajari alasannya.

Salah satu yang diduga menjadi penyebab cepatnya penyebaran Virus Corona di negara pizza ini adalah orang Italia biasanya hidup multi-generasi, di mana orang muda dan lansia hidup dalam satu rumah dan sering menghabiskan waktu bersama.

Temuan itu ditulis dalam makalah baru yang diterbitkan di Open Science Framework oleh para peneliti di University of Oxford.

Makalah itu menuliskan, Italia memiliki salah satu populasi penduduk tertua di dunia --23,3 persen orang berusia di atas 65 tahun-- dan di banyak rumah tangga, lintas generasi hidup bersama atau berdekatan dan sering berinteraksi.

"Sangat jelas perkembangan dan dampak pandemi ini mungkin sangat terkait dengan komposisi demografis populasi, khususnya struktur usia populasi," tulis peneliti.

Penulis penelitian menyebut, orang berusia muda dapat terinfeksi tanpa menunjukkan gejala dan menularkan kepada orang yang lebih tua, serta sering bepergian, dapat menyebarkan virus lebih jauh di negara itu.

Itu sebabnya membuat jarak sosial atau social distancing menjadi lebih penting, terutama kita berbicara tentang kontak antar generasi, menurut peneliti.

Kendati demikian, daerah yang memiliki populasi orang tua dalam jumlah banyak tidak menjamin sebuah bencana akan terjadi.

Jepang menggunakan pengujian awal ekstensif dan kontrol perjalanan yang ketat sejak dini dan hanya melaporkan 814 kasus Virus Corona serta 24 kematian, kendati 28 persen populasi berusia di atas 65 tahun.(*)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved