Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

1 Pasien RSUD Gowa Dicurgai Terjangkit Virus Corona Baru Tiba dari Luar Negeri, 5 di Makassar

1 Pasien RSUD Gowa Dicurgai Terjangkit Virus Corona Baru Tiba dari Luar Negeri, 5 di Makassar

Editor: Ansar
ari maryadi/tribun-gowa.com
1 Pasien RSUD Gowa Dicurgai Terjangkit Virus Corona Baru Tiba dari Luar Negeri, 5 di Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM - Satu Pasien RSUD Syekh Yusuf Gowa Dicurgai Terjangkit Virus Corona, Baru Tiba dari Luar Negeri.

Seorang warga Makassar, dicurigai terjangkit virus corona, setelah tiba dari luar negeri.

Warga tersebut masukkan sebagai orang dalam pemantauan.

Warga tersebut baru pulang dari Dubai ke Sulsel. Saat tiba, dia langsung ke Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Direktur RSUD Syekh Yusuf, dr Salahuddin mengatakan pasien itu mengalami gejala demam dan batuk.

"Pasien ini dari luar negeri. Bukan orang Gowa," kata dr Salahuddin kepada Tribun, Jumat (13/3/2020) sore.

"Dia dari bandara kemudian transit di Makassar lalu langsung ke RSUD Syekh Yusuf Gowa," sambungnya.

Salahuddin mengatakan, warga itu tidak sempat kontak dengan warga Kabupaten Gowa.

Menurutnya, RSUD Syekh Yusuf langsung melakukan pencegahan begitu menerima ada pasien yang dicurigai.

"Tidak pernah kontak di Gowa. Dia dari bandara langsung ke rumah orang tuanya, karena ada gejala lalu dirawat di RSUD Syekh Yusuf," kata dr Salahuddin.

dr Salahuddin meminta agar warga Kabupaten Gowa tidak panik atas kejadian itu.

Sebab, warga Makassar itu langsung dirujuk ke RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo untuk dilakukan pemantauan.

"Masyarakat Gowa diimbau tidak panik. Sesuai prosedur setelah ada kecurigaan, kita lakukan scraning awal, kita koordinasikan dengan Wahidin," tandasnya.

Sebelumnya, diberitakan beredar video evakuasi pasien menggunakan baju alat pelindung diri (APD) di media sosial Kabupaten Gowa.

Video itu direkam oleh seseorang ketika petugas RSUD Syekh Yusuf Gowa merujuk pasien itu ke RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo.

Lima Pasien Masih Diisolasi di RSUP Wahidin, Ini 7 Rumah Sakit Rujukan di Sulsel

Ketua Tim Kesiapsiagaan Pandemi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo, Irawaty Djaharuddin memaparkan data pasien virus Corona (Covid-19) dan Middle East Respiratory.

Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) selama Januari-Maret 2020 di angka 49 orang.

Dimana 36 orang hanya medical check up, sedangkan 13 orang dirawat inap di ruang isolasi RSUP Wahidin.

"Dari 49 pasien, suspek Covid-19 dalam pemantauan 30 orang, pasien suspek Covid-19 dalam pengawasan 5 orang swab - (pemeriksaan negatif)," kata Irawaty di Rapat Koordinasi (Rakor) kewaspadaan dan pencegahan virus Corona (Covid-19) di Gedung Karaeng Pattingalloang Rujab Gubernur Sulsel, Jl Sudirman Makassar, Jumat (13/3/2020)

Sedangkan untuk pasien Suspek Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) Under Investigated Case atau dalam Kasus yang diselidiki sebanyak 14 orang.

"Sementara yang dirawat di RSUP Wahidin Sudirohusodo saat ini ada lima orang. Dimana untuk pasien suspek Covid-19 yang dirawat 2 orang dan pasien suspek MERS-CoV 3 orang," katanya.

Melihat jumlah kasus yabg terus bertambah, Kementerian Kesehatan telah menunjuk 132 Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor HK.01.07/MENKES/169/2020.

Dari 132 rumah sakit tersebut, tujuh di antaranya terletak di Sulsel.

Yakni RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, RS Dr Tadjuddin Chalid MPH Makassar, RSU Lakipadada Toraja, RSUD Kabupaten Sinjai, RSUD Labuang Baji Makassar.

RS Tingkat II Pelamonia Makassar dan RSU Andi Makkasau Parepare

Selain tujuh rumah sakit rujukan tersebut, ada juga dua rumah sakit penyangga untuk PIE yaitu, RSUD Haji Makassar dan Rumah Sakit Akademis Jaury Jusuf Putra.

Dalam peraturan tersebut, Kepmen berisi tentang melakukan penatalaksanaan dugaan kasus, memberikan pelayanan rujukan pasien dan rujukan spesimen yang berkualitas sesuai dengan standar.

Serta meningkatkan kapasitas sumber daya melakukan pencatatan dan pelaporan yang diperlukan dalam rangka penatalaksanaan dugaan kasus yang berpotensi kejadian luar biasa Penyakit Infeksi Emerging tertentu.

“Pemerintah telah menetapkan 7 rumah sakit, itu yang terbaru kemudian ada juga rumah sakit penyangga,”kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari.

Menurutnya, rumah sakit yang ditunjuk dari pusat ini akan mendapat bantuan terkait dengan kesiapan untuk mengatasi penanggulangan PIE.

“Kementerian telah meminta apa saja kebutuhan dari 7 rumah sakit tersebut untuk melengkapi fasilitas mereka,” katanya.

Fasilitas yang dimaksud, diantaranya baju hazmat atau hazardous materials (bahan-bahan berbahaya) atau dikenal juga dengan nama pakaian dekontaminasi, yang wajib dimiliki oleh rumah sakit. "Khusus 7 RS itu Kemenkes memberi 2 unit," katanya.

Namun, Ichsan tidak menutup kemungkinan bahwa Pemprov Sulsel akan menganggarkan untuk pengadaan pakaian hazmat ini atau Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dimiliki rumah sakit tersebut.

“Ini tidak menutup kemungkinan Pemerintah Provinsi juga anggarkan untuk baju APD dan memberikannya ke rumah sakit daerah lain, minimal satu rs memiliki dua APD,” ujar Ichsan.

Sejauh ini, semua rumah sakit tersebut sedang dipersiapkan.

“Kami akan cek lagi apa kekurangannya seperti Pak Gub bilang tadi, provinsi akan mengambil peran di situ.

“Jadi bukan saja sebagai RS yang ditunjuk untuk infeksi tetapi dalam hal pelayanan, termasuk rencana pengadaan ambulans.

Cuma jangan tanya kapan karena ada administrasi keuangan yang harus dilewati tahapannya,” tambahnya

Ichsan juga menambahkan, sesuai arahan semua rumah sakit harus bisa jad jadi rujukan, “Kami sudah koordinasi dengan kadis di daerah. Intinya rumah sakit akan digunakan,” katanya.

Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, bahwa bukan cuma 7 rumah sakit tersebut tapi semua harus siap tanpa kecuali,

“Bukan cuma untuk itu saja termasuk juga DBD, ini jangan dianggap jangan sampai mereka dirawat di Selasar. Maka kami persiapkan semua RS dan datanya harus valid,” katanya.

Terkait sebelumnya dua rumah sakit masuk dalam rujukan kemudian diganti. Nurdin Abdullah mengaku bahwa itu tidak penting karena ini hanya kebijakan saja.

“makanya saya bilang semua harus siap, belum tentu rumah sakit rujukan kosong , jangan sampai full. Makanya jangan vakum disitu harus siap, saya sudah minta ke Dinkes,” katanya.

*Data Terkini Virus Corona Via RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulsel:

- Jumlah pasien Januari-Maret 2020: 49 orang

- Medical check up: 36 orang

- Rawat Inap (ruang isolasi): 13 orang

- Pasien Suspek Covid-19 dalam pemantauan: 30 orang

- Pasien Suspek Covid-19 dalam pengawasan: 5 orang (swab -)

- Pasien Suspek MERS-CoV Underinvestigated Case: 14 orang

*Dirawat di RSUP Wahidin Sudirohusodo

- Pasien Suspek Covid-19 yang di rawat saat ini: 2 orang

- Pasien Suspek MERS-CoV yang dirawat: 3 orang.

*Tujuh Rumah Sakit Rujukan

1. RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar

2. RS Dr Tadjuddin Chalid, MPH Makassar

3. RSU Lakipadada Toraja

4. RSUD Kabupaten Sinjai 

5. RSUD Labuang Baji Makassar

6. RS Tingkat II Pelamonia Makassar

7. RSU Andi Makkasau Parepare.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved