Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dewan Kesenian Makassar

Ajak Milenial Cinta Kebudayaan, DKM Bakal Hadirkan Parade Budaya

Dewan Kesenian Makassar (DKM) menggelar diskusi publik dan Musyawarah Kerja Periode 2020-2025 di Hotel Golden Tulip, Jl Sultan Hasanuddin, Makassar.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Hasriyani Latif
fahrizal/tribun-timur.com
Dewan Kesenian Makassar (DKM) menggelar diskusi publik dan Musyawarah Kerja Periode 2020-2025 di Hotel Golden Tulip, Jl Sultan Hasanuddin, Makassar, Sabtu (7/3/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dewan Kesenian Makassar (DKM) menggelar diskusi publik dan Musyawarah Kerja Periode 2020-2025 di Hotel Golden Tulip, Jl Sultan Hasanuddin, Makassar, Sabtu (7/3/2020).

Diskusi yang mengangkat tema Matinya Budaya Bugis Makassar, menghadirkan narasumber penulis yang juga budayawan Nirwan Ahmad Arsuka, dan Pj Wali Kota Makassar M Iqbal S Suhaeb.

Ketua DKM, Erwin Kallo mengatakan, diskusi dan musyawarah kerja menjadi awal bagi DKM dalam upaya menjaga kebudayaan Bugis Makassar.

Pada musker yang dilanjutkan rapat kerja, DKM juga merumuskan sejumlah program kerja yang bermuara sebagai upaya pelestarian budaya Bugis Makassar.

"Kita membentuk program untuk pelestarian dan pengembangan budaya. Program-program yang kita lakukan tentunya berkaitan dengan budaya Sulsel," katanya.

Dijelaskan Erwin, tahun ini ada beberap program yang Ia canangkan di setiap departemen yang ada di DKM, dimulai dari Parade Budaya.

"Tahun ini kami InsyaAllah laksankan Parade Budaya. Parade Budaya ini adalah parade wali kota dari masa ke masa, mulai jaman penjajahan Belanda, Jepang, hingga sekarang, itu kita akan keliling kota," katanya.

Untuk Departemen Teater dan Film, DKM berencana membuat film horor yang bertemakan Bugis Makassar, yakni Poppo'.

"Untuk Departemen Teater dan Film, kami akan bikin film Poppo, hantu lokal yang punya nilai kemanusiaan dan ada cerita di dalmnya. Tahun ini pengarapan skenario, tinjau lokasi, casting, dan sebagainya," imbuhnya.

Lnjut Erwin, Departeman Sastra menjadi departemen yang terbanyak program kerjanya untuk periode ini, dan sebagin besar akanengarah ke digitalisasi karya sastra.

"Sastra yang cukup banyak programnya, buku lama akan kita cetak ulang, baik melalui kertas, maupun digital. Kita akan bikin perpustakaan, bank naskah, dan bank buku," terangnya.

"Sekarang karya-karya sastrawan kita terdahulu tidak diketahui lagi di mana, kalau tidak difilekan, ini bisa hilang. Makanya kita akan buat perpustakaan digital DKM yang berisi naskah-naskah karya sastra," tambahnya.

Selama ini, kata dia, DKM sudah rutin menggelar Makassar Bersyair, yang membacakan pusi atau karya sastra Makassar.

Untuk menarik minta milenial mencintai karya sastra, DKM juga memprogramkan lomba penulisan puisi berbahasa daerah.

"Ini untuk menstimulus anak-anak kita. Target kita memang pelajar SMP dan SMA, menumbuhkan kecintan dan kepedulialn mereka. Kalau ada juara dan hadiahnya kan mereka termotivasi. Selain itu prestasi juga bisa digunakan untuk masuk perguruan tinggi misalnya," ucap dia.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved